Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, pada Rabu menyatakan kesiapan negaranya untuk berkontribusi dalam segala hal guna menghentikan pembantaian yang sedang berlangsung di Gaza dan untuk mencapai gencatan senjata yang langgeng.
Presiden AS Joe Biden pada Selasa mengatakan bahwa AS akan melakukan “usaha lagi” bersama Turki, Mesir, Qatar, Israel, dan negara-negara lainnya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera di Gaza.
Ini adalah pertama kalinya Biden menyebut Turki sebagai bagian dari upaya mediasi untuk mencapai gencatan senjata yang dapat mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 14 bulan.
Dalam pidatonya di pertemuan kelompok parlemen Partai AK Turki, Erdogan juga menyambut baik kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon yang mulai berlaku pagi ini.
“Kami berharap semua pihak, terutama Israel, untuk sepenuhnya memenuhi tanggung jawab mereka dalam menjaga ketenangan di lapangan,” kata Erdogan.
Gencatan senjata antara Israel dan Lebanon, yang difasilitasi oleh upaya diplomatik AS dan Prancis, mulai berlaku pukul 04.00 waktu setempat.
Hizbullah memulai serangkaian serangan rudal balistik, roket, dan drone ke Israel pada Oktober lalu untuk menunjukkan solidaritas dengan rakyat Gaza dan memberikan tekanan kepada Israel untuk segera menghentikan pertempuran di wilayah yang terkepung tersebut.
Meskipun pertempuran lintas perbatasan berlanjut, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke seluruh Lebanon yang diklaimnya sebagai sasaran-sasaran Hezbollah pada akhir September. Invasi darat dimulai pada 1 Oktober.
Erdogan menekankan bahwa Turki semakin memperkuat peranannya sebagai aktor utama dalam politik global, dan mengatakan Ankara terus berupaya menyelesaikan krisis di kawasan tersebut, termasuk perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung lebih dari seribu hari.