Ketegangan antara India dan Pakistan terus memanas. Pada Kamis malam (8/5/2025), militer Pakistan melancarkan serangan udara besar-besaran menggunakan sekitar 300 hingga 400 drone, yang melintasi wilayah perbatasan India dari Leh hingga Sir Creek di 36 lokasi berbeda.
Juru bicara Angkatan Udara India, Wing Commander Vyomika Singh, mengatakan bahwa drone-drone itu, yang diduga buatan Turki (Asisguard Songar), digunakan untuk mengintai dan menguji sistem pertahanan udara India (AD). Beberapa drone bahkan diduga menggunakan pesawat sipil sebagai tameng.
Sebagai balasan, Angkatan Udara India menghantam empat situs pertahanan udara milik Pakistan. Salah satunya berhasil menghancurkan radar sistem pertahanan udara, ujar Wing Commander Singh dalam jumpa pers Jum’at (9/5/2025) seperti dikutip Hindu Time.
Serangan drone dan pertempuran di perbatasan
Pihak India menyatakan bahwa drone Pakistan dikirim dalam tiga gelombang antara pukul 20.00 hingga 23.30, sebagian besar merupakan quadcopter. Beberapa di antaranya dilengkapi senjata dan berusaha menyerang pangkalan militer Bhatinda, namun berhasil dideteksi dan dihancurkan sebelum mencapai target.
Menurut sumber resmi, lebih dari 500 drone terlibat dalam aksi ini. Beberapa berhasil dijatuhkan menggunakan teknologi kinetik maupun non-kinetik.
Selain serangan udara, penembakan artileri berat juga terjadi di sepanjang Line of Control (LoC), terutama di wilayah Tangdhar, Uri, Poonch, Mendhar, Rajouri, Akhnoor, dan Udhampur, Jammu dan Kashmir.
Serangan ini menimbulkan korban di pihak militer India, meskipun jumlah pastinya belum diungkapkan. Sumber menyebut bahwa Pakistan juga mengalami kerugian besar akibat tembakan balasan dari India.
Jenis senjata yang digunakan mencakup senjata ringan, mortir, serta artileri berat kaliber 105 mm dan 155 mm.
Sementara itu, Kepala Menteri Jammu & Kashmir, Omar Abdullah, mengimbau warga untuk tidak keluar rumah menyusul dentuman keras yang terdengar di wilayah Jammu. “Tetap di rumah, jauhi jalanan,” demikian pesan singkat pemerintah daerah.