Pada Kamis (30/01), Organisasi Intelijen Nasional Turki (MIT) berhasil mengamankan pembebasan lima tahanan Thailand yang ditahan oleh kelompok Palestina Hamas di Gaza.
Menurut sumber keamanan, operasi ini dilaksanakan atas perintah langsung Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang telah terlibat dalam upaya diplomatik untuk menyelesaikan konflik di Gaza.
Fase pertama dari perjanjian gencatan senjata yang berlangsung selama enam minggu mulai berlaku pada 19 Januari, menghentikan perang genosida Israel yang telah menewaskan lebih dari 47.400 orang Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 111.000 orang sejak 7 Oktober 2023.
Sebanyak sepuluh tawanan Israel telah dibebaskan hingga saat ini sebagai imbalan atas pembebasan 290 tahanan Palestina sejak perjanjian ini dimulai.
Sekitar 110 tahanan Palestina diperkirakan akan dibebaskan pada Kamis dari penjara-penjara Israel.
Di bawah fase pertama dari perjanjian ini, 33 tawanan Israel dijadwalkan akan dibebaskan sebagai imbalan atas sekitar 1.700 hingga 2.000 tahanan Palestina.
Serangan Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 11.000 orang hilang, dengan kehancuran yang meluas dan krisis kemanusiaan yang telah merenggut banyak nyawa orang tua dan anak-anak dalam salah satu bencana kemanusiaan global terburuk sepanjang masa.
Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November tahun lalu untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, terkait dengan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait dengan perang mereka di wilayah tersebut.