Ketegangan militer antara Iran dan Israel terus meningkat ke titik paling berbahaya sejak konflik memuncak awal bulan ini.
Pada Kamis (19/6) dini hari, televisi pemerintah Iran melaporkan bahwa negara itu meluncurkan gelombang ke-13 dari operasi bertajuk Janji yang Tegas 3 dengan menembakkan rudal-rudal berat jarak jauh ke arah Israel.
Di sisi lain, militer Israel menyatakan telah memulai serangan udara baru terhadap sejumlah kota di Iran, termasuk ibu kota, Teheran.
Menurut militer Israel, sistem pertahanan udara mereka berhasil mencegat sebagian besar rudal dari Iran.
Namun, media lokal menyebutkan bahwa pecahan dari sistem intersepsi itu menyebabkan kebakaran di kota Ramla, kawasan tengah Israel.
Sirene peringatan serangan udara berbunyi nyaring di wilayah metropolitan Tel Aviv—termasuk kota-kota seperti Tel Aviv, Herzliya, Holon, dan Bat Yam—serta Yerusalem, kawasan Laut Mati, dan sejumlah permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Dalam pernyataan sebelumnya, militer Israel mengonfirmasi adanya sejumlah tembakan rudal dari arah Iran, dan memperingatkan bahwa pertahanan mereka belum sepenuhnya efektif.
Warga diminta tetap mengikuti instruksi dari Komando Front Dalam Negeri dan berlindung di tempat-tempat aman.
Serangan balasan di jantung Iran
Tak lama setelah serangan rudal Iran, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan Teheran dan sejumlah wilayah lainnya.
Jurnalis Al Jazeera melaporkan bahwa sistem pertahanan udara Iran diaktifkan di kota Isfahan, Karaj, serta kawasan timur dan selatan Teheran untuk merespons serangan tersebut.
Sebelumnya, juru bicara militer Iran mengungkapkan bahwa pada Rabu lalu, pihaknya telah menggunakan rudal Sejjil—rudal balistik berat—untuk menyerang sejumlah target di wilayah Israel.
Ia menegaskan bahwa “langit Israel kini sepenuhnya terbuka” bagi rudal dan drone Iran.
Pernyataan ini diamini oleh seorang pejabat keamanan Israel yang dikutip Radio Militer Israel, yang menyebut rudal Sejjil sebagai senjata luar biasa dari segi daya ledak, berat, dan jenisnya.
Di pihak lain, militer Israel menyebut bahwa 60 jet tempurnya telah menggempur lebih dari 20 sasaran yang dikaitkan dengan fasilitas produksi rudal di sekitar Teheran.
The Wall Street Journal mengutip pejabat Israel yang mengklaim bahwa mereka telah menghancurkan 120 peluncur rudal milik Iran sejak awal operasi, sehingga melemahkan kemampuan Teheran untuk menyerang.
Stasiun televisi Channel 12 Israel juga melaporkan bahwa jet-jet tempur Israel telah melakukan pengisian bahan bakar di udara sebanyak 600 kali.
Hal itu sejak dimulainya operasi terhadap Iran, indikasi dari intensitas dan jangkauan serangan yang dilakukan.
Rudal sejjil dan ancaman Iran
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) menyatakan bahwa dalam gelombang ke-12 serangan mereka sehari sebelumnya, mereka telah menggunakan rudal Sejjil super berat untuk menghantam beberapa target strategis di wilayah pendudukan.
IRGC mengklaim berhasil melumpuhkan sistem pertahanan udara Israel dan menyatakan “langit wilayah pendudukan terbuka bagi rudal dan drone kami”.
Dalam pernyataan yang dikutip Kantor Berita Tasnim, IRGC menyampaikan pesan tegas kepada publik Israel.
“Komandan Pasukan Revolusi telah memperingatkan sebelumnya: pintu neraka akan terbuka bagi kalian. Rudal-rudal Angkatan Antariksa kami akan membuat kalian tidak bisa menghabiskan satu menit pun di luar tempat perlindungan bawah tanah. Sudah beberapa hari kalian tidak melihat sinar matahari,” demikian bunyi pernyataan itu.
Mereka juga memastikan bahwa suara sirene tidak akan berhenti.
“Kalian hanya memiliki dua pilihan: menjalani ‘kematian perlahan’ dalam kehidupan neraka di dalam bunker, atau menyelamatkan diri secepat mungkin sebelum semuanya terlambat,” tambah pernyataan itu.
Sejak 13 Juni lalu, Israel dengan dukungan militer Amerika Serikat telah melancarkan serangan besar terhadap Iran, mencakup pemboman terhadap fasilitas nuklir, pangkalan peluncur rudal, serta pembunuhan terhadap komandan militer dan ilmuwan nuklir Iran.
Sejauh ini, Iran mencatatkan 224 korban jiwa dan 1.277 orang luka-luka akibat agresi tersebut.
Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal balistik dan drone ke wilayah Israel, menyebabkan sedikitnya 24 korban jiwa dan ratusan lainnya luka-luka. Namun, eskalasi ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Beberapa laporan dari media Barat dan Israel memperkirakan bahwa Amerika Serikat (AS) dapat ikut serta secara langsung dalam serangan terhadap Iran.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menyerukan agar Iran menyerah tanpa syarat.
Ia juga mengisyaratkan bahwa pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, bisa menjadi target berikutnya.