Iran menyambut gencatan senjata antara Lebanon dan Israel yang mulai berlaku pagi ini Rabu (27/11). Kesepakatan ini mengakhiri lebih dari 14 bulan pertempuran antara tentara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon.
Mengutip kantor berita Anadolu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, menyatakan dukungan penuh negaranya terhadap pemerintah, rakyat, dan kelompok perlawanan Lebanon.
Baghaei juga menekankan tanggung jawab komunitas internasional untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan, serta mendesak Israel agar menghentikan agresinya di Gaza, di mana lebih dari 43.000 orang telah tewas sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah ini diinisiasi melalui upaya diplomatik Amerika Serikat dan Prancis, dan mulai berlaku pada pukul 04.00 waktu setempat (08.00 WIB).
Hizbullah memulai serangkaian serangan rudal balistik, roket, dan drone terhadap Israel segera setelah serangan Hamas.
Serangan Hizbullah sebagai bentuk solidaritas dengan kelompok pejuang Palestina dan rakyat Gaza, serta untuk menekan Israel agar menyetujui gencatan senjata di wilayah pesisir yang terkepung itu.
Sementara pertempuran lintas batas terus berlangsung, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke seluruh wilayah kecil di Mediterania tersebut pada akhir September dengan dalih menargetkan Hizbullah. Operasi darat juga dimulai pada bulan Oktober.