Thursday, February 6, 2025
HomeBeritaJerman kritik rencana Trump duduki Jalur Gaza

Jerman kritik rencana Trump duduki Jalur Gaza

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengkritik keras Presiden AS Donald Trump pada hari Rabu terkait rencananya untuk mengambil alih Gaza dan memindahkan secara permanen populasi Palestina ke negara-negara lain.

“Solusi yang mengabaikan atau bahkan melanggar hukum internasional adalah tidak dapat diterima,” kata Steinmeier dalam kunjungannya ke Ankara.

Ia menyatakan keraguannya tentang potensi keberhasilan pembicaraan antara pemerintahan Trump dan negara-negara Arab.

Setelah melakukan serangkaian pertemuan tingkat tinggi di Arab Saudi dan Yordania, Steinmeier menekankan adanya penolakan luas di kawasan terhadap rencana tersebut.

Dalam wawancara dengan media Jerman sebelum bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Steinmeier mengatakan bahwa ia menemui “banyak kekhawatiran, dan dalam beberapa kasus kemarahan yang nyata” terkait rencana Trump.

Presiden Jerman tersebut menegaskan bahwa solusi yang layak untuk konflik Israel-Palestina harus memastikan “keamanan bagi Israel dan penentuan nasib sendiri bagi Palestina.”

“Ini adalah jalan yang sulit dan mungkin lebih panjang,” akui Steinmeier. “Namun saya khawatir jalan pintas yang sewenang-wenang dari jalan ini — terutama yang mengabaikan hukum internasional dan aturan-aturannya — tidak akan mencapai tujuan.”

Pernyataannya muncul setelah deklarasi Trump yang menyebutkan bahwa “AS akan mengambil alih Jalur Gaza” dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa malam.

Trump mengatakan bahwa populasi Gaza seharusnya dipindahkan ke negara-negara seperti Yordania dan Mesir, dengan AS mengubah wilayah tersebut menjadi “Riviera Timur Tengah.”

Usulan ini menuai kecaman tajam dari Palestina dan ditolak mentah-mentah oleh berbagai negara, termasuk China, Rusia, Turki, Spanyol, Prancis, Arab Saudi, dan Mesir.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular