Tuesday, February 25, 2025
HomeBeritaKeluarga Bibas bantah klaim Israel jika keluarganya disiksa Hamas

Keluarga Bibas bantah klaim Israel jika keluarganya disiksa Hamas

Keluarga Bibas membantah klaim militer Israel yang menyebutkan bahwa anak-anak mereka dianiaya, dibekap, atau dimutilasi.

Dalam sebuah pernyataan, mereka meminta media untuk menghentikan penyebaran klaim yang belum terverifikasi mengenai kematian Shiri Bibas dan kedua putranya, Kfir dan Ariel.

Shiri Bibas dan anak-anaknya disandera Hamas dalam operasi Taufan Al Aqsha pada 7 Oktober 2023.

Hamas selama ini menegaskan bahwa serangan udara Israel menewaskan mereka di awal pembantaian tersebut, ketika Israel menggempur Jalur Gaza dan membunuh ratusan ribu warga sipil.

Jenazah mereka diserahkan kepada Palang Merah Internasional minggu ini. Suami Shiri, Yarden Bibas, juga diculik namun dibebaskan pada awal bulan ini.

Israel, tanpa memberikan bukti, mengklaim bahwa Hamas membunuh keluarga Bibas “dengan tangan kosong.”

Media Israel kemudian menguatkan narasi ini dengan klaim tak terbukti bahwa keluarga tersebut tidak tewas akibat serangan udara.

Pernyataan ini berasal dari ahli patologi forensik Chen Kugel, yang sebelumnya menyebarkan informasi palsu, termasuk cerita yang sudah dibantah tentang 40 bayi yang dipenggal.

Kugel juga membuat klaim tak terbukti tentang korban Israel pada 7 Oktober, yang menyebutkan pembunuhan dengan gaya eksekusi dan korban yang pelvisnya ditembak, ditusuk, dibakar, dan dijalankan kendaraan.

Israel memiliki sejarah mengeluarkan klaim yang tidak terverifikasi yang kemudian terbukti salah.

Militer Israel sebelumnya mengklaim bahwa Hamas mengoperasikan basis-basis di bawah rumah sakit dan sekolah Gaza, klaim yang banyak diulang oleh media Barat sebelum akhirnya dibantah.

Kasus serupa muncul pada Desember 2023 ketika Israel memberi tahu keluarga Nik Beizer, Ron Sherman, dan Elia Toledano bahwa mereka dieksekusi oleh Hamas.

Namun, ibu Ron Sherman kemudian menemukan bahwa pasukan Israel membunuh mereka dengan cara asfiksiasi ketika mereka digas dalam terowongan tempat mereka ditahan.

Pada September 2024, militer Israel akhirnya mengakui bahwa ketiganya tewas akibat serangan udara, yang bertentangan dengan klaim sebelumnya.

Awal bulan ini, majalah Israel +972 melaporkan bahwa militer Israel menggunakan roket berat untuk membanjiri terowongan Gaza dengan asap beracun yang mematikan, menyebabkan kematian karena asfiksiasi.

Ibu Ron Sherman kemudian menaruh batu nisan yang menyatakan bahwa anaknya “diculik, ditinggalkan, dan dikorbankan oleh pemerintah Israel.”

Militer kemudian menghapus batu nisan tersebut.

 

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular