Monday, March 10, 2025
HomeBeritaKepala militer Israel: Hampir 6.000 tentara tewas dalam perang Gaza

Kepala militer Israel: Hampir 6.000 tentara tewas dalam perang Gaza

Pernyataan terbaru Mayor Jenderal Eyal Zamir mengenai kerugian militer Israel di Gaza menimbulkan pertanyaan terkait sejauh mana dampak sebenarnya dari perang ini.

Zamir, yang baru dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Darat Israel dan juga menjabat Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan, mengungkapkan dalam sebuah laporan yang disiarkan Channel 12 Israel pada Ahad (2/2), bahwa pada tahun 2024, sebanyak 5.942 keluarga Israel masuk dalam “daftar keluarga yang berduka”.

Selain itu, lebih dari 15.000 orang terluka dan kini menjalani perawatan rehabilitasi.

Zamir menekankan pentingnya perhatian dan dukungan untuk keluarga-keluarga yang kehilangan anggota atau yang terluka, dengan mengatakan, “Kita harus memastikan mereka mendapat dukungan yang pantas.”

Menurut Al-Jazeera, pakar urusan Israel Azzam Abu Al-Adas menjelaskan bahwa istilah “daftar keluarga yang berduka” merujuk khusus pada keluarga tentara yang dipastikan tewas dalam perang, bukan warga sipil, karena kematian sipil memiliki klasifikasi tersendiri.

Pernyataan Zamir ini menjadi pembaruan terbaru setelah sebelumnya militer Israel hanya melaporkan sekitar 1.800 korban tewas, termasuk 400 tentara yang gugur selama operasi darat di Gaza.

Beberapa pakar, termasuk Imad Abu Awad, berpendapat bahwa pengumuman Zamir bisa jadi bagian dari strategi untuk mengungkapkan kerugian sesungguhnya setelah perang berakhir, mengingat informasi ini akan terungkap pada akhirnya.

Zamir sendiri menegaskan bahwa angka-angka tersebut akan bocor dan begitu komite penyelidik mulai bekerja, kerugian sesungguhnya akan terungkap ke publik.

Meskipun banyak informasi yang disembunyikan, beberapa sumber Israel melaporkan bahwa jumlah kematian akibat konflik di Gaza, Lebanon, dan Tepi Barat telah mencapai 13.000 jiwa.

Sebelumnya, analis militer Yossi Yehoshua memperkirakan bahwa Israel kehilangan ratusan komandan dan tentara di Gaza, serta sekitar 12.000 orang terluka atau cacat. Militer Israel juga melaporkan pada 22 Januari bahwa Brigade Givati, yang baru saja mundur dari Gaza, kehilangan 86 pejuang dan komandan selama perang.

Angka-angka terbaru yang disampaikan Zamir bertolak belakang dengan laporan awal yang hanya mencatat sekitar 900 kematian.

Seiring berjalannya waktu, militer Israel terus melaporkan jumlah korban yang rendah, tetapi sebuah laporan Haaretz pada peringatan satu tahun perang mengungkapkan bahwa 12.000 tentara terluka dan cacat, dengan sekitar 1.000 pasien baru diterima setiap bulan.

Departemen Rehabilitasi Kementerian Pertahanan juga mengakui telah merawat lebih dari 15.000 tentara sejak perang dimulai.

Menurut analis militer Amos Harel, kerugian yang dialami militer Israel merupakan faktor penting dalam tercapainya gencatan senjata di Gaza, bersama dengan kebutuhan mendesak untuk membebaskan para tahanan yang ditahan oleh kelompok perlawanan Palestina.

Beberapa laporan mengungkapkan bahwa militer Israel kini tengah fokus membangun kembali kekuatan daratnya, khususnya unit tank, dengan memproduksi ratusan tank Merkava 4. Militer juga terpaksa menunda penghentian Merkava 3 karena kerugian besar yang dialami selama operasi di Gaza.

Al-Jazeera melaporkan bahwa diperkirakan militer Israel akan membutuhkan waktu delapan tahun untuk sepenuhnya memulihkan kekuatan sebelum perang, termasuk mengganti komandan dan perwira di berbagai tingkatan.

Hal ini juga mencerminkan dorongan Zamir untuk memperkuat militer Israel dengan masa wajib militer yang lebih panjang dan melibatkan warga Haredi (Yahudi Ortodoks) dalam barisan tentara.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular