Tuesday, November 5, 2024
HomeHeadlineMedia Israel: Kesepakatan di Gaza tak akan terwujud sebelum pemilu AS

Media Israel: Kesepakatan di Gaza tak akan terwujud sebelum pemilu AS

“Oktober yang belum berakhir ini adalah bulan terburuk bagi kerugian Israel sejak awal tahun.”

Kesepatakan pertukaran tahanan antara kelompok pejuang Palestina dan Israel dikabarkan tidak akan tercapai sebelum pemilihan presiden di Amerika Serikat pada 5 November nanti.

Hal itu dilaporkan Aljazeera Arabic pada Rabu (30/10) mengkutip pemberitaan sejumlah media Israel.

Aljazeera melaporkan Menteri Luar Negeri Qatar Muhammad bin Abdulrahman Al-Thani berdiskusi via telepon dengan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdel Atty tentang upaya mediasi.

Tidak ada rincian soal pembicaraan tersebut, namun kebocoran yang tersebar di media Israel menunjukkan, kondisi untuk mencapai kesepakatan pertukaran tahanan antara Palestina dan Israel masih jauh.

Terlebih dengan semakin dekatnya pemilihan presiden Amerika Serikat.

Badan Penyiaran Israel menyebutkan, kerangka kesepakatan yang diajukan Israel dalam negosiasi di Doha tidak secara eksplisit mencakup penghentian pertempuran atau penarikan pasukan dari Gaza.

Israel dan Amerika Serikat memperkirakan sikap gerakan perlawanan Hamas mungkin berubah setelah wafatnya ketua biro politik mereka, Yahya Sinwar, dalam baku tembak di Rafah pada Oktober ini.

Badan tersebut mengutip pernyataan sumber asing yang terlibat dalam pembicaraan, bahwa pengunduran diri salah satu anggota senior tim negosiasi Israel bukanlah pertanda baik.

Media Israel lainnya, Haaretz melaporkan, kegagalan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mencantumkan penghentian pertempuran dalam proposal kesepakatan pertukaran bisa menghambat pembicaraan.

Saluran televisi Israel KAN melaporkan kutipan dari sumber anonim, Qatar dan AS telah bekerja mengembangkan proposal Israel agar mencakup jaminan penarikan penuh Israel dari Gaza di masa mendatang sebagai bagian dari kesepakatan yang lebih luas.

Kerugian Israel
Haaretz melaporkan, sistem keamanan Israel menilai lebih baik jika ada kesepakatan untuk mengakhiri perang di Lebanon dan Gaza. Hal itu juga mencakup pertukaran tahanan.

Israel menghadapi kerugian besar, baik dalam nyawa maupun peralatan. Pengamat militer terkemuka Amos Harel dalam analisisnya di Haaretz menyebutkan bahwa “Oktober yang belum berakhir ini adalah bulan terburuk bagi kerugian Israel sejak awal tahun.”

Meskipun ada putaran negosiasi terbaru dan pernyataan optimis dari pihak Amerika Serikat, Yedioth Ahronoth melaporkan sejumlah pejabat sangat meragukan kesepakatan di Gaza dapat tercapai sebelum pemilihan presiden AS yang akan diadakan pada 5 November mendatang.

Surat kabar itu memperkirakan, Netanyahu akan menghadapi tekanan berat setelah pemilihan, baik dari Donald Trump atau Kamala Harris.

Presiden AS yang baru akan mendesaknya untuk menyudahi perang di utara dan selatan, memperkuat gencatan senjata, dan membebaskan para tahanan.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular