Tuesday, December 10, 2024
HomeBeritaMedia Israel sebut militer jadikan warga Gaza sebagai tameng hidup

Media Israel sebut militer jadikan warga Gaza sebagai tameng hidup

warga sipil Palestina sering dipaksa mengenakan seragam tentara Israel, dan banyak dari mereka berusia 20-an tahun

Hasil investigasi koran Israel, Haaretz, menyebutkan tentara Israel secara sistematis menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng hidup dalam operasinya di Jalur Gaza.

Dikutip dari Anadolu, laporan Haaretz yang terbut pada Selasa, praktik itu dilakukan dengan sepengetahuan pejabat militer senior, termasuk Kepala Staf Angkatan Darat, Herzi Halevi.

Investigasi yang didasarkan pada kesaksian dari tentara dan komandan Israel mengungkapkan, warga sipil Palestina sering dipaksa mengenakan seragam tentara Israel, dan banyak dari mereka berusia 20-an tahun, demikian dilaporkan oleh harian tersebut.

“Kebanyakan dari mereka memakai sepatu kets, bukan sepatu militer. Tangan mereka terikat di belakang dan wajah mereka penuh ketakutan,” tulis laporan tersebut.

Haaretz menulis “warga Palestina secara acak telah digunakan oleh tentara Israel di Jalur Gaza untuk satu tujuan: menjadi tameng hidup bagi tentara selama operasi.”

Nyawa Kita Lebih Berharga daripada Nyawa Mereka

Laporan tersebut menjelaskan bagaimana warga sipil dipaksa menemani tentara Israel selama operasi dan dikirim lebih dahulu untuk memeriksa area yang mungkin berbahaya.

Para tentara yang terlibat dilaporkan diberi tahu bahwa “nyawa kita lebih penting daripada nyawa mereka,” yang menjadi justifikasi penggunaan warga Palestina sebagai tameng hidup untuk menghindari korban di pihak Israel.

“Ada kebanggaan dalam hal ini,” kutip laporan tersebut dari tentara yang memilih warga Gaza untuk misi ini dan membawanya ke brigade dan batalyon.

Menurut Haaretz, praktik ini melanggar hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa, yang melarang penggunaan warga sipil sebagai tameng hidup. Meski demikian, praktik ini tampaknya sudah meluas dan sistematis dalam operasi militer Israel di Gaza.

Investigasi ini juga mengungkapkan bahwa pejabat militer senior Israel, termasuk Kepala Staf Halevi dan Jenderal Komando Selatan Yaron Finkelman, mengetahui praktik ini.

Meski praktik ini dilarang oleh hukum humaniter internasional dan putusan Mahkamah Agung Israel sebelumnya, hal ini tampaknya terus berlangsung dengan persetujuan diam-diam dari para pemimpin militer.

Baca juga: EKSKLUSIF | Takziyah ke rumah Ismail Haniyah di Doha

Baca juga: Iran: Haniyah tewas akibat serangan proyektil jarak pendek

Kecaman Internasional Terhadap Israel

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada Oktober tahun lalu.

Sejak itu, serangan Israel yang berlangsung terus-menerus terhadap Jalur Gaza telah menewaskan hampir 40.000 warga Palestina.

Lebih dari 10 bulan perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel didakwa melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang memerintahkan negara itu segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah di selatan, tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung dari perang sebelum kota tersebut diduduki pada 6 Mei.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular