Friday, December 20, 2024
HomeBeritaPejabat AS mundur karena lelah tulis kematian anak Gaza setiap hari

Pejabat AS mundur karena lelah tulis kematian anak Gaza setiap hari

Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS yang bertugas mengurusi Gaza, Mike Casey, mengundurkan diri karena kecewa dengan kebijakan AS terkait perang Israel di Gaza.

Casey, yang pernah bertugas di Irak, mengungkapkan bahwa dia mengundurkan diri diam-diam pada Juli setelah empat tahun bekerja di pemerintah.

Dia mengatakan keputusan itu diambil karena kecewa dengan kebijakan AS yang dianggapnya hanya mengikuti apa yang diinginkan Israel, baik dalam aspek politik maupun kemanusiaan.

“Kami tidak punya kebijakan terhadap Palestina. Kami hanya mengikuti apa yang diminta Israel,” katanya.

Casey bertugas sebagai pejabat utama yang melaporkan masalah politik dan keamanan di Gaza serta isu rekonsiliasi Palestina.

Selama masa jabatannya, dia dan timnya mengusulkan berbagai strategi untuk rekonstruksi Gaza, tetapi semua ide mereka ditolak oleh pemerintahan Biden.

Dia mengatakan kepada The Guardian bahwa satu momen di awal perang sangat memukulnya, yaitu saat Presiden AS Joe Biden meragukan angka korban tewas di Gaza — angka yang sudah ia catat sendiri.

“Saya yang menulis laporan itu,” ujarnya. “Apa gunanya saya menulis ini jika Anda hanya mengabaikannya?”

“Saya sangat lelah menulis tentang anak-anak yang tewas,” katanya. “Harus terus membuktikan ke Washington bahwa anak-anak ini benar-benar mati, lalu melihat tidak ada yang berubah.”

Sekarang, Casey bekerja di sebuah bank lokal di Michigan.

Dia bukan pejabat AS pertama yang mengundurkan diri sejak perang Israel di Gaza dimulai. Lebih dari selusin pejabat meninggalkan pemerintahan Biden, kecewa dengan kebijakan AS soal Gaza.

Pejabat-pejabat ini berasal dari berbagai lembaga, seperti Tariq Habash dari Departemen Pendidikan, hingga pejabat senior Departemen Luar Negeri yang terlibat dalam pengawasan penjualan senjata AS ke Israel, seperti Josh Paul.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular