Wednesday, December 11, 2024
HomeBeritaPrancis tahan perawat yang pulang dari bertugas di Gaza

Prancis tahan perawat yang pulang dari bertugas di Gaza

Maarifi sebelumnya ikut dalam aksi pro-Palestina di Prancis untuk menyampaikan kesaksiannya tentang situasi genting di Gaza.

Prancis menahan seorang perawat yang melakukan kerja suka rela di Gaza selama 15 hari. Penangkapan perawat bernama Imane Maarifi itu memicu gelombang kecaman di Prancis, dilaporkan Anadolu pada Kamis (5/9).

Pengacara Rafik Chekkat, pendiri platform Islamofobia, mengungkapkan, Maarifi ditangkap pagi hari di rumahnya dan langsung dibawa ke tahanan.

Chekkat mengecam tindakan tersebut dan menyebut bahwa penangkapan itu terjadi sementara tentara Prancis yang bertempur di Gaza menikmati impunitas penuh.

Thomas Portes, anggota parlemen dari partai La France Insoumise (LFI) melaporkan, Maarifi telah dibebaskan dari tahanan.

“Penggeledahan di rumah di depan keluarga jelas menunjukkan adanya upaya untuk mengintimidasi mereka yang bersuara mendukung rakyat Palestina dan menuntut gencatan senjata segera,” tulisnya di platform X.

Baca juga: Prancis jaga delegasi Olimpiade Israel 24 jam penuh

Baca juga: Israel blokir tim vaksinasi Polio di Khan Younis

Maarifi sebelumnya ikut dalam aksi pro-Palestina di Prancis untuk menyampaikan kesaksiannya tentang situasi genting di Gaza.

Dia juga secara terbuka menyerukan gencatan senjata segera di Gaza serta memboikot perusahaan-perusahaan yang mendukung Israel.

Maarifi dikenal sebagai salah satu warga negara Prancis pertama yang masuk ke Gaza sejak 7 Oktober. Selama di sana, dia menghabiskan 15 hari di Rumah Sakit Eropa di Khan Younis.

Israel terus melancarkan serangan brutal terhadap Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, meski Resolusi Dewan Keamanan PBB menyerukan gencatan senjata segera.

Lebih dari 40.800 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, telah tewas dan hampir 94.300 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat. Blokade yang terus berlangsung telah menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan, sehingga sebagian besar wilayah tersebut kini berada dalam kehancuran.

Israel menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Pengadilan Internasional.

Baca juga: Abaikan kritik, Prancis terus kirim senjata ke Israel

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular