ZIONIS ISRAEL

Gencarkan Proyek Yudaisasi, Israel akan Bangun lift “Al-Buraq” di Al-Quds

GAZAMEDIA, PALESTINA – Sejumlah perusahaan asal Israel telah memulai pekerjaan konstruksi skala besar di area luas untuk mengimplementasikan proyek Yudaisasi “Al-Buraq Elevator”. Dipastikan proyek ini selain memakan anggaran yang sangat besar juga akan mengancam eksistensi warga Palestina.

Pihak Israel telah menyetujui rencana untuk mengintensifkan kehadiran etnis Yahudi di Al-Buraq Square, sebelah barat Masjid Al-Aqsa yang diberkati, dan untuk memfasilitasi serbuan berskala besar pemukim ilegal ke dalam masjid yang merupakan kiblat pertama umat muslim.

Proyek Yudaisasi meliputi pembangunan dua lift vertikal yang berdekatan di jantung As-Sakhra, dengan ketinggian 26 meter, dan pembangunan terowongan bawah tanah dengan panjang 70 meter.

Al-Buraq Square adalah bagian integral dari Masjid Al-Aqsa, ia adalah landmark paling terkenal dari kota Al-Quds yang saat ini dikuasai oleh Israel setelah menjajah kota tersebut sejak tahun 1967. Beberapa lembaga Israel dan asosiasi pemukiman bekerja untuk sepenuhnya menjadi Yahudi dan memalsukan identitas keislamannya. [AYA/FKR/CKY]

Jelang Ramadhan, Kebutuhan Pokok di Jalur Gaza Merangkak Naik

GAZAMEDIA, GAZA –  Krisis kemanusian yang menimpa 2,5 juta penduduk di Jalur Gaza, Palestina hingga kini belum juga redup. Persoalan blokade yang dilakukan oleh rezin Zionis Israel mengakibatkan jutaan warga Gaza hidup dibawa garis kemiskinan. Beban hidup warga pun kini semakin terhimpit, menjalang bulan Ramadhan sejumlah harga pangan di wilayah tersebut mulai merangkak naik.

Dari pantauan jurnalis GAZAMEDIA, Kamis (10/3) di sebuah Pasar di Jalur Gaza menyaksikan tanda-tanda krisis pangan dan kenaikan harga bahan pokok yang mencolok. Harga satu karung tepung  misalnya telah mengalami kenaikan sebesar 6 dolar lebih dari harga sebelumnya. Sementara minyak goreng juga telah naik seharga satu karung paket.

Nahed Barbakh, salah seornag pemilik toko sembako seperti tepung dan bahan makanan di Gaza, membenarkan bahwa harga akan naik lebih tinggi dalam beberapa hari mendatang meskipun barang masih banyak di pasar.

“Kenaikan harga adalah penyebab paling penting dari kenaikan harga impor global, banyaknya pajak yang dibayar pemasok atas barang, dan ketakutan beberapa pedagang besar untuk menghentikan impor, sehingga mereka memonopoli barang dan komoditas dengan menaikkan harga.” tutur Barbakh

Barbakh menekankan bahwa kenaikan harga di jalur Gaza disebabkan oleh Israel yang telah memberlakukan pajak yang dikenakan pada barang dagangan, di sisi lain ada pencegahan masuknya beberapa barang ke Gaza termasuk kebutuhan pokok.

Hal senada juga diungkapkan Awni Awaida, pemilik toko komoditas pangan lainya,  Ia menuduh pedagang besar telah melakukan memanipulasi terhadao harga dan memanfaatkan krisis global yang terjadi saat ini.

Awaida meminta badan-badan pemerintah untuk memperketat kontrol ekonomi atas mereka, meminta pertanggungjawaban mereka secara hukum, dan mengakhiri krisis yang memperburuk keadaan.

Sementara itu, Ibrahim Al-Astal, salah seorang warga Jalur Gaza mengungkapkan ketidakpuasannya dengan kenyataan, dengan mengatakan jika orang-orang Palestina di Gaza sedang berusaha untuk hidup dan mata pencaharian mereka direbut oleh Israel dengan pengepungan dan monopoli perdagangan.

Al-Astal berharap kondisi akan membaik sebelum dimulainya bulan Ramadhan Mubarak, karena keluarga disana membutuhkan pasokan makanan selama bulan itu, dan meminta Kementerian Ekonomi untuk menetapkan pagu harga yang sesuai.

Dengan tujuan mencegah harga tinggi, komite pemerintah di Gaza menaikkan pajak bea cukai pada pedagang dan menekankan dalam sebuah pernyataan, bahwa stok tepung di Jalur Gaza cukup untuk dua bulan ke depan.

Jalanan di Gaza hidup dalam kondisi ekonomi yang memburuk. Hampir 104.000 keluarga miskin belum menerima pembayaran kesejahteraan sosial selama setahun penuh, dan pegawai pemerintah Gaza dan Otoritas Palestina belum menerima gaji mereka secara penuh akibat krisis delapan tahun lalu.

Tingkat kemiskinan dan pengangguran di Jalur Gaza, menurut update terbaru dari Pusat Statistik Palestina, mencapai 89% karena intensifikasi pengepungan Israel dan agresi Gaza pada bulan Mei tahun 2021 silam. [AYA/NFL/CKY]

Israel Tutup Akses Jalur Masuk Rumah Warga Palestina di Kota Lifta

GAZAMEDIA, PALESTINA – Pasukan zionis Israel menutup akses jalur  masuk rumah-rumah warga Palestina di desa Lifta terabaikan, Distrik Al-Quds, mereka memutuskan untuk tidak mendekati lokasi perencanaan pemukiman ilegal.

Jerusalemite Maysoon Al-Husseini mengatakan jika Kota Lifta adalah salah satu desa Palestina yang paling penting, Pasalnya. secara geografis kawasan itu langsung menghubungkan Jaffa dan Al-Quds. Selain letaknya yang strategis Kota Lifta juga memiliki lahan pertanian yang subur dengan wilayah yang sangat luas.

Al-Husseini menjelaskan dalam sebuah wawancara pers bahwa Departemen Pertanahan zionis Israel, sejak penjajahannya atas tanah Palestina pada tahun 1948. Pihak Israel telah berusaha untuk memaksakan kontrolnya atas kota Lifta, dan mengontrol mayoritas wilayah tersebut.

“Mereka mencoba menggusur dan merampas tanah penduduk Palestina,” kata Al-Husseini.

Ia menekankan bahwa warga desa Lifta menentang penjajahan Israel dengan segala cara, dengan mengajukan tuntutan hukum kepada Administrasi Tanah Israel, dan mereka berhasil menggagalkan rencana pemukiman ilegal dengan mendirikan museum, klub, dan sejumlah bangunan di daerah tersebut pada tahun 2012 .

Al-Husseini mengatakan bahwa ILA telah mengajukan banding atas putusan tersebut sejak awal tahun ini, dan pengadilan mengeluarkan keputusan untuk mengeksploitasi rumah-rumah yang ditinggalkan di desa Lifta, mereka mulai memagari rumah-rumah dan memasang tanda yang berbunyi (jangan mendekat), yang merupakan langkah pertama dalam mengubah fitur desa. Kini ancaman Israel untuk menguasai kawasan tersebut semakin menyudutkan posisi warga Palestina.  [AYS/FKR/CKY]

Israel Gelontorkan Satu Miliar Shekel untuk Kembangkan Pemukiman Illegal di Al-Quds

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Upaya Israel menguasa tanah Palestinya bukanlah isapan jempol, bahkan otoritas zionis Israel ini rela merogoh kocek besar untuk membiayai pemukiman-pemukiman baru  kaum Yahudi di kawasan Kota Tua Al-Quds, Palestina.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA, Rabu (9/2) pihak Israel telah memutuskan untuk mengalokasikan lebih dari satu miliar shekel untuk menghubungkan pemukiman yang ada di Yerusalem Timur dan Barat tujuan di antara proyek-proyek pemukiman ini adalah untuk melanggengkan Yudaisasi dan pemukiman illegal mereka di kota Al-Quds.

Sumber Israel mengatakan, bahwa mereka mengalokasikan lebih dari satu miliar shekel untuk memperluas rel kereta api, memperkuat jaringan koneksi antar pemukiman yang didirikan diatas tanah jajahan tepat nya di Yerusalem, dan infrastruktur yang bertujuan untuk meningkatkan Yudaisasi dan mencaplok tanah milik warga Palestina tersebut.

Israel secara berkala menyetujui anggaran keuangan yang sangat besar untuk proyek-proyek Yudaisasi di Yerusalem yang merupakan kota suci bagi ketiga umat beragama, di bawah perlindungan pembangunan dan konstruksi, tetapi sudah sekian kalinya,mereka terus melahap ratusan hektar tanah Palestina di Yerusalem.

Atas tindakan ini, nasib dan kebaradaan Masjid Al-Aqsha yang merupakan kiblat pertama umat Islam mengalami ancaman yang sangat serius, perlahan keberadaan kota Tua Al-Quds semakin memprihatinkan atas tidakan dan kebijakan rezim Israel yang semakin merajalela. []

Serdadu Israel Tembak 3 Warga Palestina di Al-Quds

GAZAMEDIA, AL-QUDS – Ketegangan Israel dan Palestina di kota tua Al-Quds belum juga redah. Senin (7/2) sore kemarin 3 warga sipil Palestina mengalami terluka akibat tertembak peluru tentara Israel.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA, peristiwa penembakan terhadap ketiga warga Palestina ini berawal saat mereka melakukan aksi protes terhadap tingkah laku para serdadu Israel yang terus menerus melakukan intimidasi terhadap warga Palestina di distrik Kafr Aqab kawasan kota tua Al-Quds.

Para serdadu Israel dengan kekuatan dan persenjataan lengkap ini melakukan tindakan sporadis dan mengumbar senjata untuk menghalau pergerakan para pemuda Palestina yang hanya menggunakan alat perlawanan seadanya.

Beruntung ketiganya masih bisa diselamatkan, peluru karet yang melukai para korban berhasil ditangani oleh tim medis.

“Tiga korban luka dalam kondisi luka sedang dan dibawa ke rumah sakit, sementara 5 pemuda lainnya dirawat di lapangan akibat menghirup tabung gas air mata, ” kata petugas medis yang melakukan penyelamatan terhadap para korban.

Sementara itu, dengan pengawalan ketat oleh pihak keamanan Israel sekelompok pemukim illegal Yahudi Israel terus menyerbu kota yang dikuasai oleh Palestina. Mereka pun terus melakukan provokasi terhadap warga sipil yang mengakibatkan konflik di wilayah tersebut tak kunjung redup. []

Israel Tembak Seorang Dokter dan Jurnalis di Tepi Barat

GAZAMEDIA, TEPI BARAT – Serdadu Israel kembali mengumbar tembakan saat menghalau aksi warga Palestina di Kota Beid Dalam, Nablus Tepi Barat, Jum’at (28/1) siang.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA, aksi bar-bar para serdadu itu mengakibatkan seorang dokter, jurnalis dan 11 warga sipil Palestina lainya mengalami luka tembak.

Tercatat seorang dokter sukarelawan yang terkena peluru tentara Israel yakni Imad Abu Jaish yang terkena peluru karet di tangannya saat merawat korban luka.

Sementara itu, Nasser Shtayyeh yang berprofesi sebagai jurnalis juga tak luput dari aksi anarkis para serdadu Zionis Israel. Ia pun mengalami luka tembak di bahu dengan peluru karet saat menjalankan tugas peliputan saat terjadinya bentrokan antara pemuda Palestina dan aparat keamanan Israel di Kafr Qaddoum, timur Qalqilya.

Beruntung Nasser hanya mengalami luka sedang, Ia pun langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

Tak hanya itu, sejumlah warga Palestina juga mengalami sesak nafas akibat tabung gas air mata yang ditembakkan dalam bentrokan hebat yang meletus di kota Beita, selatan Nablus. []

Israel Peringati 25 Tahun Tragedi Kecelakaan Helikopter yang Tewaskan 73 Serdadu

GAZAMEDIA, TEL AVIV – Israel peringati 25 tahun tragedi tabrakan kedua helikopter militer zionis Israel yang menewaskan 73 serdadunya saat menjalankan misi perjalananya di kawasan Lebanon Selatan.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA, dalam peringatan tragedi naas itu puluhan orang terlihat berkumpul di Kibbutz Dafna di Galilea umumnya mereka merupakan keluarga dan kerabat korban yang tewas dalam peristiwa tersebut.

Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Aviv Kohavi dan berbagai pejabat hadir dalam peringatan itu sementara Presiden Isaac Herzog dan Menteri Pertahanan Benny Gantz memberikan pidato dalam bentuk video yang direkaman sebelum acara peringatan peristiwa terparah yang menimpah pasukan pertahanan Israel sepanjang sejarah.

Kohavi mengatakan, bahwa militer saat ini sedang menyelidiki peristiwa tersebut secara mendalam untuk memahami apa yang terjadi. Paslnya, Organisasi yang sangat baik bukannya tanpa kesalahan, tetapi organisasi yang sangat baik menyelidiki mereka secara menyeluruh, tidak meninggalkan kebutuhan bisnis yang terlewat, dan menjadi lebih baik.

Sementara itu, Gantz mengatakan bahwa itu adalah tugas moral Israel untuk menyelidiki dan mempelajari pelajaran tanpa asumsi apa pun setelah setiap kecelakaan di militer.

“Bencana helikopter merupakan salah satu bencana terbesar yang menimpa IDF, dan juga menjadi bukti bahwa IDF tahu bagaimana menyelidiki secara mendalam, memperkuat tentaranya yang terluka, dan terus memenuhi misi operasionalnya,” paparnya.

Pada tanggal 4 Februari 1997, dua helikopter Sikorsky CH-53 Yasur Angkatan Udara Israel yang membawa pasukan IDF ke Kastil Beaufort dan pos militer Pumpkin di zona keamanan di Lebanon selatan bertabrakan di udara menewaskan semua orang di dalamnya.

Pasukan tersebut termasuk mereka yang bertugas di brigade infanteri Nahal dan Golani serta Korps Lapis Baja dan unit lain yang aktif di Lebanon selatan. Mereka datang dari seluruh negeri dan rata-rata usia korban masih cukup belia yakni masih belasan tahun.

Salah satu helikopter jatuh di Sha’ar Yashuv, sebuah moshav yang digunakan sebagai resor liburan Galilea. Helikopter Yasur lainnya jatuh di lapangan terbuka dekat Kibbutz Dafna, di mana sekarang ada peringatan untuk para korban, dengan 73 batu besar, masing-masing dengan nama salah satu yang jatuh di sekitar kolam kecil. []

 

RI Terus Dilirik Israel untuk Jadi Mitra Diplomasi, Kontitusi Indonesia Tak Membolehkan

GAZAMEDIA, TEL AVIV – Meski Republik Indonesia (RI) sudah menegaskan tidak akan membuka hubungan diplomasi dengan pihak Israel. Namun negeri zionis terus berupaya keras dapat melakukan normasliasi dan membuka hubungan diplomasi  dengan  Indonesia.

Jika mengacu pada konstitusi Indonesia, RI terus berupaya untuk mendukung perjuangan dan kemerdekaan bangsa Palestina, sesuai alenia pertana Undang-undang dasar Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Mentri Luar Negeri Israel Yair Lapid  mengungkapkan, saat ini pihaknya berharap untuk memperluas perjanjian 2020 yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dengan empat negara Muslim dan membangun hubungan diplomatik dengan Arab Saudi dan Indonesia .

“Kami sedang berusaha untuk memperluas Kesepakatan Abraham ke negara-negara tambahan di luar Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko. Jika Anda bertanya kepada saya negara-negara penting apa yang sedang kita lihat, Indonesia adalah salah satunya, Arab Saudi tentu saja, tetapi hal-hal ini membutuhkan waktu,” katanya seperti dikutip dari Al Arabiya, Rabu (26/1).

Lapid menambahkan bahwa negara-negara kecil yang tidak dia identifikasi dapat menormalkan hubungan dengan Israel dalam dua tahun mendatang.

Presiden Israel Isaac Herzog mengatakan pada hari Selasa bahwa dia akan mengunjungi Uni Emirat Arab, negara pertama yang menormalkan hubungan dengan Israel sebagai bagian dari Kesepakatan Abraham, pada 30-31 Januari, dan bertemu dengan para pemimpinnya.

Arab Saudi, rumah bagi dua situs paling suci umat Islam, dan Indonesia, yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, telah mengkondisikan setiap normalisasi dengan Israel dengan syarat terbentuknya negara Palestina di wilayah yang direbut oleh Israel dalam perang Timur Tengah pada 1967.

Meskipun tidak ada hubungan resmi, pada tahun 2020 Arab Saudi setuju untuk mengizinkan penerbangan Israel-UEA melintasi wilayahnya. Pesawat El Al Israel Airlines milik Perdana Menteri Israel Naftali Bennett terbang melalui wilayah udara Arab Saudi ketika dia mengunjungi Abu Dhabi bulan lalu.

Sementara Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel. Meski begitu, beberapa bulan terakhir kabar Israel ingin membangun hubungan diplomatik dengan Indonesia terus berhembus. Mulai dari kabarMenteri Luar Negeri AS Antony Blinken diam-diam angkat isu kemungkinan normalisasi hubungan Indonesia dan Israel dalam kunjungannya di Jakarta pekan lalu, hingga laporan media Israel yang menyebut Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjadi sosok yang mengupayakan normalisasi lewat kerja sama ketahanan pangan.

Baik Arab Saudi dan Indonesia mengutuk serangan udara Israel di Jalur Gaza selama 11 hari pertempuran dengan militan Palestina pada Mei 2021. Lebih dari 250 warga Palestina tewas di Jalur Gaza. Sedangkan serangan roket yang ditembakkan oleh Hamas dan kelompok militan lainnya menewaskan 13 orang di Israel. []

 

Israel Murka Dicap Rezim Apartheid

GAZAMEDIA, TEL AVIV- Yair Lapid Menteri Luar Negeri Israel berang jika negaranya dicap sebagai negera apartheid. Menurutnya, sebutan Israel sebagai negara atau rezim apartheid menggambarkan jika negeri zionis Israel merupan musuh bersama.

Penyataan itu hanya salah satu bentuk dari serangkaian ketakutan Israel dengan kebijakan yang diadopsi oleh organisasi hak asasi manusia untuk mendistorsi reputasi negara pendudukan dan membandingkannya dengan sistem apartheid yang berlaku di Afrika Selatan pada dekade sebelumnya.

Penulis The Times of Israel dan kepala Asosiasi Pers Asing, Dan Perry, mengatakan ketakutan Israel adalah karena upaya organisasi hukum hak asasi manusia internasional untuk membandingkan Kebijakan Israel diterapkan terhadap warga Palestina seperti yang terjadi sebelumnya pada orang kulit hitam di Afrika Selatan.

“Hari ini, mereka dianiaya di Amerika Serikat, mereka kehilangan sebagian besar hak dan dianggap sebagai korban apartheid oleh kelompok etnis minoritas,” ujar Perry seperti dilansir dari MEMO, Rabu (12/1)

Perry menambahkan bahwa posisi pasukan anti-Israel menganggap bahwa ada dasar genetik umum yang luas antara negara-negara yang mempraktikkan apartheid, seperti bekas rezim Afrika Selatan dan sekarang Amerika Serikat dalam hubungannya dengan Israel.

Menurutnya negara-negara itu mempraktikkan hal yang sama dengan kebijakan dengan Palestina di Tepi Barat. Mereka mengadopsi kebijakan genosida dan menghubungkan Palestina dengan istilah ‘ilegal’ dengan referensi ke pemukiman Yahudi.

Melalui tinjauan statistik, orang Israel takut dengan anggapan bahwa sebagian besar penduduk dunia lahir setelah jatuhnya rezim apartheid di Afrika Selatan. Maka, mereka menggambarkan Israel dengan deskripsi yang sama.

Pada saat yang sama, yang memperkuat pengulangan dunia atas gagasan pemerintahan apartheid adalah kenyataan bahwa tanah Otoritas Palestina telah menjadi wilayah-wilayah terpecah yang dikelilingi kendali penuh tentara Israel.

Israel pun memperkirakan bahwa Tahun Baru 2022 akan menjadi saksi kampanye oleh organisasi internasional dan PBB untuk memilih istilah dan kosakata yang terkait dengan apartheid mengenai kebijakan Israel terhadap Palestina. Kondisi ini mendorong Kementerian Luar Negeri Israel dan konsulat di seluruh dunia waspada dalam berdiplomasi untuk menghadapi tsunami politik terhadap negara mereka.[]

 

Jet Tempur Israel Kembali Gempur Jalur Gaza

GAZAMEDIA, GAZA – Jet tempur zionis Israel kembali melakukan serangan udara kesejumlah situs perlawanan pejuang kemerdekaan Palestina disejumlah wilayah di Jalur Gaza, Minggu (2/1) dini hari waktu setempat.

Informasi yang dihimpun GAZAMEDIA, pesawat tempur Israel tersebut menyerbu situs Qadisiyah di Jalur Gaza selatan dan menjatuhkan 5 rudal berkapasitas berat, akibat dari serangan udara itu sejumlah bangunan mengalami kerusakan material yang cukup besar.

Serangan udara Israel juga dilakukan di kota Beit Lahia, di Jalur Gaza utara, dalam serangan ini, serdadu Israel menargetkan dua titik pemantauan milik kontrol lapangan pejuaang Palestina. Tidak hanya itu, para serdadu juga menggunakan senapan mesin berat mereka untuk menembaki areal pertanian milik warga Palestina.

Sementara itu, tak terima mendapatkan serangan udara dari militer Israel, para pejuang perlawanan kemerdekaan Palestina juga membalas serangan dengan menembakkan senapan mesin mereka ke arah pesawat agresor Israel yang terbang di atas teritorial udara Palestina.

Selama pengeboman Jalur Gaza, kelompok perlawanan Palestina melakukan uji coba rudal ke arah laut dalam rangka mengembangkan kemampuan militernya dan sebagai pesan tantangan kepada pihak Israel dengan kesiapan dan kemampuannya untuk merespon dan mencapai keseimbangan kekuatan dan pencegahan.

Pihak Israel mengklaim bahwa pemboman situs-situs di Jalur Gaza baik di selatan maupaun utaraomo terjadi sebagai tanggapan atas penembakan dua rudal oleh kelompok perlawanan ke arah Pantai Jaffa pada Sabtu pagi waktu setempat. []