Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa ia akan melakukan kunjungan ke Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar pekan depan. Namun, Israel tidak termasuk dalam rangkaian lawatannya di kawasan Timur Tengah.
Menurut laporan situs berita Axios yang mengutip pejabat AS, keputusan untuk tidak menyertakan Israel disebabkan oleh perang yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Kendati demikian, sejumlah pejabat Israel mengatakan bahwa Trump telah memberikan lampu hijau kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk bertindak sesuai yang dianggap perlu dalam menghadapi situasi tersebut.
Trump sendiri tidak memainkan peran aktif dalam upaya internasional yang tengah dilakukan untuk mencapai gencatan senjata.
Menurut sumber dari kalangan pejabat Amerika dan Arab yang dikutip Axios, isu Gaza saat ini bukanlah prioritas utama bagi Trump, yang diperkirakan akan lebih fokus pada kerja sama bilateral dan peluang investasi selama kunjungannya ke kawasan.
Seorang pejabat Arab menyebut bahwa gambaran umum dari kunjungan Trump ke kawasan, di tengah berlangsungnya perang di Gaza, dinilai tidak menguntungkan secara politis.
Lebih lanjut, para pejabat Israel dan Amerika menyebut bahwa fokus Gedung Putih kini telah beralih ke konflik di Ukraina dan negosiasi nuklir dengan Iran.
Meski demikian, dalam pernyataannya di Gedung Putih, Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan berupaya mengirimkan bantuan pangan ke penduduk di Jalur Gaza. Ia juga menuding bahwa kelompok Hamas telah menyita semua bantuan yang masuk ke wilayah tersebut.
Sebelumnya, Gedung Putih mengumumkan bahwa kunjungan Presiden Trump ke Arab Saudi, Qatar, dan Uni Emirat Arab akan berlangsung pada 13 hingga 16 Mei 2025.