Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan keyakinannya bahwa gencatan senjata di Gaza akan bertahan lama, karena baik Israel maupun Hamas sudah “lelah berperang” setelah dua tahun konflik brutal yang menelan puluhan ribu korban jiwa.
“Perjanjian ini akan bertahan. Saya pikir, ya, akan bertahan. Semua pihak sudah bosan berperang,” kata Trump kepada wartawan pada Jumat malam (10/11).
Ia menambahkan bahwa dirinya akan berkunjung ke Israel dan Mesir pada akhir pekan ini untuk menghadiri upacara penandatanganan resmi kesepakatan tersebut.
Trump mengonfirmasi bahwa para tawanan Israel yang masih ditahan oleh Hamas akan dipulangkan pada Senin mendatang.
Hal itu sesuai ketentuan dalam kesepakatan yang mencakup penghentian total serangan, pertukaran tahanan antara kedua pihak, serta penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza.
“Ada sekitar 28 jenazah tawanan Israel yang juga akan dikembalikan,” ujarnya.
“Kesepakatan Besar”
Trump menggambarkan kesepakatan itu sebagai “deal besar” yang tidak hanya menguntungkan Israel, tetapi juga dunia Arab dan dunia Muslim.
“Ini adalah kesepakatan besar bagi Israel dan bagi orang Arab serta Muslim. Timur Tengah akan menikmati perdamaian, bukan hanya Gaza. Gaza akan dibangun kembali, dan sejumlah negara kaya sudah menyatakan kesediaannya membantu,” kata Trump.
Menurutnya, sejumlah pemimpin dan kepala negara dipastikan akan hadir dalam seremoni penandatanganan kesepakatan Gaza di Mesir.
“Kami bekerja agar gencatan senjata ini bertahan dan berlanjut,” ujar Trump.
Kesepakatan ini merupakan hasil dari perundingan intensif selama empat hari di Kota Sharm el-Sheikh, Mesir, yang mempertemukan delegasi Israel dan Hamas secara tidak langsung dengan mediasi Turki, Mesir, dan Qatar di bawah pengawasan AS.
Perjanjian itu menandai tahap pertama dari rencana perdamaian yang digagas Trump, mencakup penghentian serangan, pertukaran tahanan, dan dimulainya proses rekonstruksi Gaza.
Kesepakatan tersebut mengakhiri perang 2 tahun yang oleh banyak pihak disebut sebagai salah satu bab terkelam dalam sejarah modern Timur Tengah.
Perang yang menewaskan lebih dari 67.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, serta menghancurkan kota-kota Gaza hingga rata dengan tanah.
Sebagian besar penduduk terpaksa mengungsi dan menghadapi kelaparan akut akibat blokade yang panjang.
“Ini bukan sekadar akhir dari perang, tetapi awal dari perdamaian baru di Timur Tengah,” pungkas Trump dengan nada optimistis.