Saturday, November 16, 2024
HomeHeadlineUtusan Israel sebut negosiasi temui jalan buntu

Utusan Israel sebut negosiasi temui jalan buntu

Keluarga sandera Israel merasa putus asa, frustrasi, dan terluka

Utusan militer Israel untuk negosiasi pembebasan sandera di Gaza menyatakan sikap pesimis terkait upaya mediasi antara Israel dan Hamas.

Dikutip dari Anadolu pada Selasa, Jenderal Nitzan Alon, berbicara dengan keluarga para sandera Israel di Gaza, mengatakan perundingan telah mencapai jalan buntu.

“Saat ini, belum ada kesepakatan,” katanya kepada keluarga, sebagaimana dilansir Channel 12 Israel.

Kata Alon, perbedaan pandangan antara keduanya terlalu besar.

Salah satu perwakilan keluarga bertanya apakah dia bisa memperkiraan waktu tercapainya kesepakatan, Alon menjawab, “Saya tidak bisa.”

Perwakilan keluarga lainnya merespons dengan frustrasi, menunjukkan bahwa tanpa tenggat waktu, situasi ini bisa berlarut-larut hingga beberapa bulan mendatang, bahkan selama siklus pemilihan presiden AS.

Menurut laporan Channel 12, suasana keseluruhan di antara keluarga sandera penuh dengan frustrasi dan pesimisme.

“Keluarga merasa putus asa, frustrasi, dan terluka,” demikian isi laporan itu.

Kamis lalu, TV publik Israel, KAN, melaporkan Tel Aviv telah mengajukan proposal baru kepada Washington guna memfasilitasi pertukaran tahanan dan mengakhiri konflik di Gaza.

Namun, kata Israel, Hamas secara tegas menolak usulan-usulan baru dan tetap berpegang pada kerangka kerja yang diusulkan oleh Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei.

Pada Mei lalu, Biden mengungkapkan bahwa Israel telah menyajikan kesepakatan tiga fase untuk mengakhiri pertempuran di Gaza dan membebaskan para sandera.

Rencana itu meliputi gencatan senjata, pertukaran sandera-tahanan, serta rekonstruksi Gaza.

Proposal terbaru Tel Aviv dilaporkan mencakup “jalur aman bagi (pemimpin Hamas) Yahya Sinwar dan lainnya yang ingin meninggalkan Gaza, pembebasan sejumlah tahanan Palestina yang tidak disebutkan, pelucutan senjata Gaza, dan penerapan mekanisme pemerintahan untuk wilayah tersebut.

Selama berbulan-bulan, AS, Qatar, dan Mesir berupaya mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas guna memastikan pertukaran tahanan, gencatan senjata, dan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Namun, upaya mediasi terhenti karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang.

Israel terus melancarkan serangan brutal ke Gaza sejak serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada Oktober tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.

Sejak itu, hampir 41.500 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, telah tewas dan sekitar 96.100 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah blokade yang berkelanjutan, yang telah menyebabkan kekurangan parah akan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel kini menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas tindakannya di Gaza.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular