Kepala intelijen Garda Revolusi Iran (IRGC), Mohammad Kazemi, dan wakilnya, Hassan Mohaqiq, dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel pada Ahad (15/6/2025). Kabar ini dikonfirmasi oleh kantor berita semi-resmi Iran, Tasnim.
Selain Kazemi dan Mohaqiq, seorang pejabat intelijen IRGC lainnya, Mohsen Bagheri, juga dilaporkan tewas dalam serangan yang terjadi di ibu kota Teheran tersebut.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya telah mengumumkan kematian kedua tokoh penting IRGC itu, yang disebut-sebut sebagai bagian dari operasi militer Israel yang menargetkan struktur keamanan Iran.
Konflik antara Iran dan Israel kini memasuki hari ketiga secara berturut-turut, dengan serangan saling balas yang menewaskan puluhan warga sipil dan memicu kekhawatiran akan eskalasi konflik lebih luas di kawasan.
Pemerintah Iran menyatakan bahwa total korban tewas akibat serangan Israel sejak Jumat lalu telah mencapai 224 orang, sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Sementara itu, otoritas Israel melaporkan sedikitnya 14 warganya meninggal dunia dalam serangan dari Iran.
Untuk pertama kalinya, Iran meluncurkan serangan rudal secara terang-terangan pada siang hari ke wilayah Israel. Salah satu rudal dilaporkan menghantam sebuah bangunan di kota pesisir Haifa dan melukai empat orang. Total korban luka di Israel kini mencapai 15 orang.
Otoritas Israel menyatakan bahwa masyarakat telah diizinkan keluar dari tempat perlindungan setelah serangan menyebabkan sejumlah luka ringan dan kerusakan di wilayah utara dan selatan negara itu.
Di Teheran, langit malam tampak memerah oleh kobaran api besar menyusul serangan Israel yang menargetkan infrastruktur energi Iran, termasuk depo bahan bakar.
Sementara itu, perundingan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran resmi dihentikan pada Minggu. Seorang pejabat AS menyebutkan bahwa Presiden Donald Trump menolak usulan dari Israel untuk melakukan serangan terhadap Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.