Konflik bersenjata antara Israel dan Iran dinilai berpotensi meluas ke kawasan regional, terutama jika serangan mulai menargetkan sektor ekonomi dan energi, bukan hanya instalasi militer dan nuklir.
Hal itu disampaikan oleh Alex Vatanka, peneliti senior di Middle East Institute, dalam wawancara dengan Al Jazeera pada Ahad (15/6/2025). Ia menjelaskan bahwa eskalasi konflik dapat semakin memburuk jika kedua pihak terus menyerang infrastruktur strategis.
“Iran memutuskan untuk membalas serangan Israel terhadap fasilitas gas South Pars di Teluk dengan menyerang infrastruktur energi di Israel. Jika serangan seperti ini terus berlanjut, maka target akan meluas — dari situs nuklir dan militer hingga fasilitas ekonomi dan energi. Pada titik itu, risiko konflik meluas ke kawasan menjadi sangat besar,” ujar Vatanka dari Washington, DC.
Menurut Vatanka, meski Iran membalas serangan Israel, pemerintah di Teheran sebenarnya menginginkan perang segera berakhir.
“Saya tidak melihat tanda bahwa Iran percaya diri untuk terus bertahan dalam konflik ini dalam waktu lama. Perlu diingat, Iran sendirian. Ia tidak punya sekutu kuat. Sementara Israel didukung oleh Amerika Serikat, sebagian besar negara Eropa, dan banyak mitra lainnya. Ini tentu menjadi kekhawatiran besar bagi Teheran,” jelasnya.
Situasi di kawasan kini menjadi semakin rapuh setelah kedua negara mulai melancarkan serangan langsung yang menargetkan tokoh militer, ilmuwan nuklir, dan infrastruktur energi — langkah-langkah yang sebelumnya jarang terjadi secara terbuka.