Parlemen Iran menyetujui langkah untuk menutup Selat Hormuz bagi lalu lintas kapal angkatan laut, menyusul serangan udara Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran. Hal ini disampaikan oleh anggota Komisi Keamanan Nasional Parlemen Iran, Mayor Jenderal Esmaeil Kowsari, Ahad (22/6/2025), seperti dikutip stasiun televisi pemerintah, Press TV.
“Parlemen telah mencapai kesimpulan bahwa Selat Hormuz harus ditutup,” ujar Kowsari.
Meskipun demikian, keputusan akhir terkait penutupan selat tersebut akan ditentukan oleh Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, lembaga keamanan tertinggi di Iran.
Selat Hormuz merupakan jalur pelayaran minyak paling strategis di dunia, menghubungkan Teluk Persia dengan pasar energi global.
Pernyataan tersebut muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa militer AS melancarkan serangan terhadap tiga situs nuklir Iran yang terletak di Fordo, Natanz, dan Isfahan, Minggu pagi waktu setempat.
Serangan ini menandai eskalasi terbaru dalam konflik antara Israel dan Iran yang meningkat sejak 13 Juni, dengan dukungan militer dari Amerika Serikat terhadap Israel. Sebagai respons, Teheran melancarkan serangan balasan ke wilayah Israel.
Pihak berwenang Israel melaporkan sedikitnya 25 orang tewas dan ratusan lainnya terluka akibat serangan rudal Iran. Sementara itu, Kementerian Kesehatan Iran menyatakan sedikitnya 430 warga Iran tewas dan lebih dari 3.500 lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel.