Serangan udara Israel kembali mengguncang Gaza sejak Sabtu (27/9) dini hari, menewaskan sedikitnya 44 warga Palestina di berbagai wilayah utara dan tengah Jalur Gaza.
Di antara korban terdapat anak-anak dan perempuan yang tewas di rumah-rumah mereka sendiri.
Sumber medis di Gaza melaporkan, sebanyak 25 korban jiwa berasal dari Kota Gaza. Di Rumah Sakit Al-Ahli (RS Baptis), disebutkan 10 warga gugur setelah pesawat tempur Israel menghantam sebuah rumah di permukiman At-Tuffah, kawasan timur laut kota.
Di Kamp Pengungsi Syati (Al-Shati) di tepi barat kota, enam orang meninggal dan sejumlah lainnya terluka akibat serangan ke sebuah rumah berpenghuni. Para korban segera dievakuasi ke RS Asy-Syifa.
Laporan lain menyebutkan satu orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka ketika sebuah apartemen di kawasan Rimal, Gaza barat, yang menampung keluarga pengungsi, menjadi sasaran rudal. Ambulans kemudian membawa para korban ke RS Asy-Syifa.
Serangan di kamp Syati kembali memakan korban ketika sebuah rumah dibom. Seorang warga meninggal, sementara lainnya mengalami luka.
Di bagian tengah Gaza, RS Al-Awda melaporkan sembilan warga tewas dan sejumlah lain luka dalam serangan ke sebuah rumah di Kamp Nuseirat.
Sementara itu, RS Syuhada Al-Aqsha menyebut satu orang meninggal dan beberapa lainnya terluka saat menunggu bantuan di dekat jalur Netzarim.
Tragedi serupa juga terjadi di Rafah. Layanan medis darurat Gaza melaporkan 10 orang terluka akibat tembakan tentara Israel ke kerumunan warga yang tengah menanti bantuan kemanusiaan di sebuah pusat distribusi di bagian utara kota.
Sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel yang didukung Amerika Serikat telah menewaskan sedikitnya 65.549 warga Palestina dan melukai 167.518 orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan.
Situasi kemanusiaan diperparah dengan kelaparan yang sudah merenggut 442 nyawa, termasuk 147 anak.
