Kantor Berita Associated Press melaporkan bahwa Amerika Serikat dan Israel telah menawarkan kepada pejabat dari tiga negara di Afrika untuk menerima pemukiman warga Palestina dari Jalur Gaza.
Menurut sumber yang dikutip oleh AP, kedua negara tersebut telah menghubungi pejabat dari Sudan, Somalia, dan wilayah Somaliland yang memisahkan diri, untuk membahas kemungkinan menampung warga Palestina dari Gaza di wilayah mereka.
Namun, tawaran ini ditolak oleh Sudan. Pejabat Sudan mengonfirmasi bahwa pemerintah mereka menolak tawaran Amerika Serikat.
Salah satu pejabat bahkan menyebutkan bahwa komunikasi tersebut dimulai sebelum pelantikan Trump, dengan menawarkan bantuan militer dan dukungan untuk rekonstruksi setelah perang sebagai insentif.
Di sisi lain, Somalia dan Somaliland membantah adanya kontak terkait tawaran ini. Mereka menyatakan tidak mengetahui adanya pembicaraan semacam itu.
Dikecam secara luas
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa tawaran pemindahan massal warga Palestina dari Gaza ini mendapatkan kecaman luas dari berbagai pihak.
Meskipun dulu gagasan ini dianggap hanya sebagai imajinasi dari kelompok sayap kanan ekstrem di Israel, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mulai mempromosikan ide ini sejak Januari lalu. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga memuji ide ini sebagai visi yang berani.
Namun, warga Palestina di Gaza menolak tawaran ini dan membantah klaim Israel yang menyatakan bahwa pemindahan akan dilakukan secara sukarela.
Negara-negara Arab pun menentang keras rencana tersebut dan menawarkan alternatif untuk membangun kembali Gaza tanpa harus mengusir penduduknya.
Organisasi hak asasi manusia juga memperingatkan bahwa memaksa warga Palestina untuk meninggalkan Gaza bisa dianggap sebagai kejahatan perang.
Namun, pada Rabu, Presiden Trump mengubah posisinya. Ia menyatakan dalam konferensi pers bahwa “tidak ada satu pun warga Palestina yang akan diusir dari Gaza,” yang merupakan perubahan besar dari pernyataannya sebelumnya yang mendukung pemindahan warga Gaza ke negara-negara tetangga. Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat dan Israel bekerja keras untuk mencari solusi bagi situasi di Gaza.
Pada awal Maret, para pemimpin Arab dalam pertemuan darurat di Kairo menyetujui rencana rekonstruksi Gaza yang diajukan oleh Mesir. Rencana tersebut memakan waktu lima tahun dengan anggaran mencapai 53 miliar dolar, dan menegaskan penolakan mereka terhadap pemindahan warga Palestina dari tanah mereka.
Namun, rencana ini ditolak oleh Israel dan Amerika Serikat, yang lebih memilih rencana pemindahan warga Palestina yang diajukan oleh Trump.