Friday, March 14, 2025
HomeBeritaHamas sambut baik keputusan Trump batalkan rencana usir paksa warga Gaza

Hamas sambut baik keputusan Trump batalkan rencana usir paksa warga Gaza

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menyambut mundurnya Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dari rencananya untuk memindahkan secara permanen lebih dari dua juta warga Palestina dari Gaza.

Pernyataan tersebut muncul setelah Trump mengatakan pada Rabu bahwa “tak ada seorang pun yang akan mengusir warga Palestina dari Gaza” dalam sebuah pertemuan di Gedung Putih dengan Perdana Menteri Irlandia, Micheal Martin.

“Jika pernyataan Presiden AS Trump ini menunjukkan mundurnya ide pengusiran penduduk Gaza, maka kami menyambut baik hal itu,” ujar Qassem dalam pernyataannya.

Ia juga menegaskan, “Kami menyerukan agar posisi ini diperkuat dengan mewajibkan pendudukan Israel untuk melaksanakan seluruh ketentuan perjanjian gencatan senjata.”

Sebelumnya, Trump mengejutkan dunia Timur Tengah dan sekitarnya bulan lalu ketika ia mengusulkan pengambilalihan Gaza oleh AS dan mengusulkan agar penduduk Palestina yang tinggal di wilayah yang dilanda perang tersebut dipindahkan secara permanen ke negara-negara tetangga.

Mundurnya Trump dari rencana tersebut terjadi setelah para menteri luar negeri Arab bertemu di Qatar pada hari Rabu dengan utusan Timur Tengah AS, Steve Witkoff, untuk membahas rencana rekonstruksi Gaza.

Dalam pertemuan itu, para menteri luar negeri dari Qatar, Yordania, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) turut hadir, menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar.

Menteri luar negeri Arab membahas rencana rekonstruksi Gaza yang telah disetujui dalam KTT Liga Arab yang diadakan di Kairo pada 4 Maret 2025. Mereka juga sepakat dengan utusan AS untuk melanjutkan konsultasi dan koordinasi terkait rencana tersebut sebagai dasar bagi upaya rekonstruksi di Gaza.

Pada hari Sabtu, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang terdiri dari 57 negara juga mengadopsi rencana rekonstruksi Gaza yang diajukan oleh Liga Arab dalam sebuah pertemuan darurat di Arab Saudi.

Inisiatif yang dipimpin Mesir ini muncul sebagai respons terhadap ancaman Trump untuk mengambil alih Gaza dan mengosongkan wilayah tersebut dari penghuninya.

Sementara itu, pembicaraan gencatan senjata juga berlangsung di Qatar, dengan Witkoff dikirim ke Doha untuk melakukan mediasi.

Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan bahwa para menteri Arab menekankan pentingnya menjaga gencatan senjata di Gaza dan wilayah Palestina yang diduduki, serta menekankan perlunya upaya nyata untuk mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif berdasarkan solusi dua negara, yang memastikan tercapainya aspirasi rakyat Palestina untuk kebebasan dan kemerdekaan.

Di sisi lain, Taher al-Nono, penasihat politik pimpinan Hamas, mengonfirmasi adanya pembicaraan langsung yang belum pernah terjadi sebelumnya antara Hamas dan AS di Doha, yang berfokus pada pembebasan seorang warga negara ganda AS-Israel yang ditahan kelompok bersenjata tersebut di Gaza.

Pembicaraan langsung ini mengakhiri kebijakan lama AS yang menentang negosiasi dengan kelompok-kelompok yang dianggap sebagai “organisasi teroris” oleh Washington.

Delegasi Hamas juga telah bertemu dengan mediator Mesir dalam beberapa hari terakhir dan menegaskan kesiapan mereka untuk merundingkan fase selanjutnya dari gencatan senjata dengan Israel, sementara Israel juga mengirim negosiator ke Doha pada hari Senin untuk pembicaraan gencatan senjata.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular