Wednesday, December 11, 2024
HomeBeritaKeluarga sandera blokir pintu masuk Netanyahu, desak gencatan senjata dengan Hamas

Keluarga sandera blokir pintu masuk Netanyahu, desak gencatan senjata dengan Hamas

Keluarga sandera yang telah ditahan lebih dari setahun di Jalur Gaza pada Rabu memblokir pintu masuk kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Knesset, lansir Times of Israel.

Mereka meminta agar Netanyahu bertemu dengan mereka dan mempercepat pembicaraan untuk membebaskan keluarga mereka.

Aksi ini dilakukan sehari setelah Netanyahu dan pemerintahnya menyetujui gencatan senjata dengan Hizbullah di Lebanon.

Netanyahu menjelaskan bahwa kesepakatan ini tidak akan menghalangi Israel untuk melanjutkan pertempuran jika kelompok Lebanon itu mencoba mengembalikan kehadirannya di dekat perbatasan.

Eli Albag, yang putrinya Liri masih disandera di Gaza, mengatakan jika Netanyahu bisa mencapai kesepakatan untuk mengakhiri pertempuran di Lebanon, ia juga harus melakukan hal yang sama di Gaza.

“Jika Anda mau, Anda bisa. Tolong, kami memohon dari hati kami,” kata Albag.

Para pengunjuk rasa kemudian diusir oleh keamanan Knesset. Mereka lalu turun satu lantai dan memblokir tangga yang mengarah ke sayap faksi gedung, tempat partai-partai politik mengadakan pertemuan.

Sharon Sharabi, saudara dari Eli Sharabi yang disandera dan Yossi Sharabi yang tewas, mengungkapkan hal yang serupa. Ia mengatakan, “Kita bisa meninggalkan Lebanon dan kembali ke Lebanon, begitu juga dengan Gaza. Tetapi yang utama, sandera kita harus pulang.”

Sementara itu, keluarga tujuh sandera Amerika-Israel yang tersisa menyatakan mereka akan merayakan Hari Thanksgiving dengan kursi kosong di meja makan mereka.

Mereka meminta Presiden AS terpilih Donald Trump dan tim transisinya untuk bekerja sama dengan Presiden Joe Biden dan membawa tujuh warga Amerika serta 94 sandera lainnya pulang.

Sejumlah upaya untuk mencapai kesepakatan agar menghentikan genosida Israel di Gaza dan membebaskan sandera-sandera yang tersisa, yang dimediasi oleh AS, Mesir, dan Qatar, gagal karena Hamas menuntut penghentian perang dan penarikan pasukan penjajah, yang ditolak oleh Netanyahu.

Hamas juga meminta pembebasan ribuan tahanan Palestina yang ditahan penjajah Israel secara semena-mena.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular