Tuesday, April 29, 2025
HomeBeritaLaporan: Netanyahu desak Trump tolak usulan gencatan senjata dari Qatar

Laporan: Netanyahu desak Trump tolak usulan gencatan senjata dari Qatar

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan meminta mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menolak usulan gencatan senjata Gaza yang diajukan oleh Qatar. Permintaan tersebut disampaikan Netanyahu dalam sebuah percakapan telepon pada Selasa pekan lalu, menurut laporan stasiun televisi Israel, Channel 12.

Dalam percakapan tersebut, Netanyahu dikabarkan memperingatkan Trump agar tidak menerima inisiatif apa pun dari Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, yang juga menjabat sebagai Menteri Luar Negeri negara tersebut.

Netanyahu menyebut usulan dari Al-Thani kemungkinan besar berasal dari Hamas dan bersifat “aneh”.

“Hamas hanya berpura-pura dan tidak berniat sungguh-sungguh mematuhi proposal apa pun yang mencakup pengembalian seluruh sandera,” kata Netanyahu sebagaimana dikutip dalam laporan Channel 12.

Netanyahu, yang saat ini menjadi subjek penyelidikan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang di Gaza, juga menegaskan kepada Trump bahwa Israel tidak akan menerima keberadaan Hamas di dekat perbatasannya.

“Kami harus menghancurkan Hamas. Tidak bisa diterima jika mereka tetap menjadi kekuatan yang mengancam di dekat kami. Ini adalah undangan untuk terulangnya peristiwa 7 Oktober. Hal ini tidak dapat diterima oleh publik Israel,” ujar Netanyahu.

Sementara itu, pada Ahad (27/4/2025), Perdana Menteri Qatar menyatakan bahwa upaya untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata baru telah mengalami sedikit kemajuan, meskipun kesepakatan akhir antara Israel dan Hamas belum tercapai.

Seorang pejabat Israel yang dikutip The Jerusalem Post mengatakan bahwa saat ini “tidak ada peluang” untuk mencapai kesepakatan antara kedua pihak. Hal ini disampaikan setelah Kepala Mossad David Barnea melakukan kunjungan ke Qatar baru-baru ini.

Israel menolak setiap skenario pasca-perang yang memungkinkan Hamas tetap berkuasa di Gaza, sementara Hamas menegaskan tidak akan melucuti senjata.

Akhir pekan lalu, Hamas menyatakan terbuka terhadap gencatan senjata selama lima tahun dan siap membebaskan seluruh sandera yang tersisa sekaligus. Menurut otoritas Israel, saat ini terdapat 59 sandera yang masih ditahan di Gaza, dengan 24 di antaranya diyakini masih hidup.

Sebelumnya, gencatan senjata pada Januari lalu memungkinkan pembebasan puluhan sandera Israel dan asing oleh Hamas, dengan imbalan pembebasan ribuan tahanan Palestina oleh Israel. Namun, setelah kedua pihak gagal menyepakati kelanjutan perjanjian, Israel kembali melanjutkan serangan udara ke wilayah Gaza.

Sejak itu, Israel juga menghentikan seluruh bantuan kemanusiaan ke Gaza. Laporan dari organisasi kemanusiaan menyebutkan lebih dari 50 orang, sebagian besar anak-anak, telah meninggal dunia akibat kelaparan dan kekurangan gizi.

Data Kementerian Kesehatan Gaza mencatat lebih dari 62.000 orang tewas sejak perang pecah pada Oktober 2023, mayoritas merupakan warga sipil. Selain itu, sekitar 14.000 orang lainnya masih dinyatakan hilang atau diduga tewas.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular