Wednesday, December 11, 2024
HomeBeritaNetizen: Yahya Sinwar tak makan berhari-hari, runtuhkan mitos Hamas curi bantuan

Netizen: Yahya Sinwar tak makan berhari-hari, runtuhkan mitos Hamas curi bantuan

Hasil otopsi yang mengungkapkan bahwa pemimpin Hamas tidak makan apapun selama 72 jam sebelum dibunuh Israel telah memantik rasa empati para netizen.

Sejumlah netizen di media social menunjukkan fakta itu telah membuktikan bahwa Hamas adalah gerakan yang tidak mencuri bantuan untuk kepentingan mereka.

“Otopsi Sinwar mengungkapkan bahwa dia dan anak buahnya tidak makan dalam 72 jam sebelum kematian mereka. Mematahkan mitos bahwa perlawanan ‘mencuri bantuan’. Sinwar masih mengalahkan ‘Israel’ bahkan setelah dia mati syahid,” tulis Omar lewat akun X @thegingarab pada Senin (4/11).

Sementara akun lainnya menyindir pihak-pihak yang selama ini menyudutkan bahwa Hamas memperkaya diri lewat bantuan kemanusiaan selama perang Gaza.

Saya pikir Hamas diduga ‘mencuri’ semua bantuan kemanusiaan? 🤔” tulis akun atas nama The Saviour @stairwayto3dom

Sebuah autopsi yang dilakukan oleh dokter forensik Israel mengungkapkan bahwa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, tidak makan selama tiga hari sebelum dibunuh pada 16 Oktober 2023.

Menurut laporan yang diterbitkan Israel Hayom seperti dilansir Middle East Monitor pada Senin (4/11), hasil autopsi menunjukkan bahwa Sinwar tidak mengonsumsi makanan dalam 72 jam terakhir hidupnya.

Chen Kugel, Direktur Lembaga Forensik Nasional Israel, menjelaskan bahwa salah satu jari Sinwar dipotong untuk diambil sampel DNA-nya, sebagai bagian dari proses identifikasi karena rekam medisnya dan masa tahanannya sebelumnya.

Kugel juga menyatakan bahwa Sinwar awalnya masih bertahan hidup beberapa jam setelah ditembak, namun akhirnya meninggal dunia akibat kerusakan parah pada otaknya yang disebabkan oleh luka tembak.

Beberapa pihak menilai temuan ini sebagai bukti bahwa tindakan Israel turut berkontribusi pada perang kelaparan di Gaza.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular