Pemerintah Pakistan menegaskan kesiapan untuk memberikan tanggapan terhadap serangan militer India yang dinilai melanggar hukum internasional.
Dalam pernyataannya kepada Al Jazeera, Duta Besar Pakistan untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Asim Iftikhar Ahmad, mengatakan bahwa negaranya menyimpan hak untuk merespons pada waktu dan tempat yang sesuai.
Meskipun, ia juga menyatakan tetap membuka peluang dialog dengan New Delhi.
Pernyataan ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara dua negara bertetangga yang bersenjata nuklir itu, menyusul saling serang di wilayah Kashmir yang disengketakan.
“Kami tidak menginginkan eskalasi lebih lanjut. Rakyat Pakistan mencintai perdamaian,” ujar Ahmad.
Ia menekankan bahwa Islamabad tetap terbuka terhadap segala bentuk dialog atau mediasi demi meredakan ketegangan.
Namun, ia juga menegaskan bahwa serangan India tidak dapat dibenarkan dan merupakan pelanggaran nyata terhadap piagam PBB serta hukum internasional.
Pemerintah Pakistan sebelumnya, pada Rabu (7/5), telah memberikan wewenang penuh kepada militer untuk memberikan respons “yang sesuai” terhadap serangan India, tanpa menutup kemungkinan terjadinya konflik yang lebih luas, bahkan mengarah ke perang nuklir.
Ahmad juga menolak tuduhan New Delhi yang mengaitkan Islamabad dengan insiden kekerasan di Kashmir baru-baru ini.
Ia menyebut tuduhan tersebut sebagai bagian dari pola perilaku India yang bermotif politik domestik sempit.
Di sisi lain, ia menyebut komunitas internasional telah memberikan dukungan besar terhadap seruan Islamabad untuk dilakukan penyelidikan atas insiden serangan di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada 22 April lalu.
Ia menuduh India selama bertahun-tahun menghindari dialog langsung dengan Pakistan, meskipun berbagai seruan telah disampaikan.
Sementara itu, militer Pakistan melaporkan bahwa sedikitnya 26 warga sipil tewas dan 46 lainnya luka-luka akibat serangan artileri India yang menyasar enam lokasi di Pakistan.
Bentrokan bersenjata juga terjadi di sepanjang Garis Kendali (Line of Control) di Kashmir.
India, melalui pernyataan yang dikutip kantor berita Reuters, menyebut bahwa 10 orang tewas dan 48 lainnya luka-luka dalam serangan balasan dari pihak Pakistan yang menyasar wilayah Kashmir yang dikuasai India.
Ketegangan terus meningkat sejak India meluncurkan serangan ke sembilan lokasi di wilayah Pakistan pada Rabu malam.
New Delhi mengklaim lokasi-lokasi tersebut merupakan infrastruktur milik kelompok “teroris” yang bertanggung jawab atas serangan bersenjata di wilayah Kashmir yang dikuasainya pada 22 April lalu.
Menanggapi situasi tersebut, Pakistan membantah tuduhan India, membatasi jumlah diplomat India di Islamabad.
Ia juga memperingatkan bahwa setiap pelanggaran terhadap Perjanjian Air Sungai Indus akan dianggap sebagai tindakan perang.
Selain itu, Pakistan menghentikan seluruh perdagangan dengan India dan menutup wilayah udaranya bagi penerbangan dari negara tetangga itu.