Polisi Israel dilaporkan menggerebek sejumlah kru televisi asing yang tengah melakukan peliputan di kota pesisir Haifa, termasuk tim dari saluran pemerintah Turki, TRT Arabic. Dalam penggerebekan tersebut, peralatan siaran mereka disita.
Langkah ini diambil setelah Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, yang berasal dari sayap kanan, memerintahkan kepolisian dan dinas intelijen dalam negeri untuk mencegah stasiun-stasiun televisi asing melakukan siaran langsung, terutama selama serangan rudal Iran berlangsung.
Menurut pernyataan resmi kepolisian, penggerebekan dilakukan di sebuah hotel di Haifa tempat kru televisi asing menginap. Tindakan ini disebut sebagai bagian dari kebijakan “tanpa toleransi” yang digariskan Ben-Gvir, dengan fokus pada “mereka yang mengarahkan kamera ke arah pelabuhan Haifa.”
Para jurnalis yang peralatannya disita juga dipanggil untuk dimintai keterangan.
TRT Arabic dan saluran Al-Gad yang berbasis di Dubai membenarkan bahwa lokasi peliputan mereka di Haifa turut menjadi sasaran penggerebekan.
Kejadian ini menyusul insiden sebelumnya di Jalur Gaza, di mana kru TRT Haber — jaringan berita Turki — menjadi sasaran tembakan oleh pasukan Israel, mengakibatkan seorang juru kamera terluka. Pemerintah Turki mengecam keras serangan terhadap jurnalis mereka.
Ben-Gvir desak tindakan terhadap media asing
Sebelumnya pada hari yang sama, Ben-Gvir menyerukan kepada dinas intelijen dalam negeri Israel, Shin Bet (Shabak), untuk “mengambil langkah terhadap siaran televisi asing yang membahayakan keamanan negara.”
Ben-Gvir menuduh bahwa sejumlah stasiun televisi asing menayangkan siaran langsung dari lokasi-lokasi yang terkena serangan rudal Iran, di saat militer Israel telah memberlakukan pembatasan informasi untuk mencegah musuh memanfaatkan data visual guna meningkatkan akurasi serangan.
“Dengan menyiarkan gambar-gambar ini secara langsung, mereka sebenarnya sedang melakukan tindakan kriminal,” ujar Ben-Gvir, seraya menegaskan bahwa dirinya telah memberi wewenang kepada polisi untuk mengambil tindakan tegas terhadap media asing yang melanggar.
Pada 16 Juni 2025, sistem pertahanan udara Israel dikerahkan untuk menangkis rentetan serangan rudal Iran yang ditujukan ke wilayah Haifa. Salah satu rudal menghantam kilang minyak di kota tersebut pada pagi hari sebelumnya, tepat pada saat televisi Al Jazeera — yang berbasis di Qatar — sedang menayangkan siaran langsung dari lokasi kejadian.
Tayangan tersebut mendapat kritik tajam dari media Israel, yang menilai siaran langsung tersebut berpotensi dimanfaatkan oleh Iran untuk menyempurnakan sasaran serangannya.
Kilang minyak di Haifa — yang terletak di Israel bagian utara — akhirnya menghentikan operasi setelah mengalami kerusakan akibat serangan balasan dari Iran.