Mediator dari Qatar dan Mesir telah mengajukan sebuah proposal baru untuk gencatan senjata jangka panjang antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza. Proposal ini mencakup kesepakatan gencatan senjata selama lima hingga tujuh tahun serta pertukaran tahanan antara kedua belah pihak.
Mengutip seorang pejabat senior Palestina pada Selasa (22/4), proposal tersebut mencakup pembebasan seluruh sandera Israel yang masih ditahan oleh Hamas, sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah tahanan Palestina oleh Israel.
Selain itu, juga disebutkan bahwa Israel akan melakukan penarikan penuh pasukannya dari Gaza.
Pejabat tersebut menambahkan, Hamas telah menyatakan kesiapan untuk menyerahkan kendali administratif Gaza kepada pemerintahan Palestina yang disepakati di tingkat nasional dan regional.
Sementara itu, seorang pimpinan Hamas menyatakan bahwa delegasi kelompok tersebut telah meninggalkan Doha menuju Kairo pada Selasa untuk melanjutkan pembahasan dengan para pejabat Mesir. Delegasi itu dipimpin oleh Khalil al-Hayya dan terdiri dari sejumlah pejabat tinggi Hamas lainnya.
Dalam pernyataan video yang disampaikan pekan lalu, al-Hayya mengungkapkan bahwa pembicaraan tengah berlangsung terkait paket gencatan senjata yang mencakup pembebasan sandera, penarikan pasukan Israel dari Gaza, rekonstruksi wilayah tersebut, serta pencabutan blokade Israel.
Dari pihak Israel, sebuah delegasi juga telah tiba di Kairo pada Ahad (21/4) untuk melakukan pembicaraan dengan tim mediasi Mesir dan Dinas Intelijen Umum negara itu.
Seorang sumber Mesir menyebutkan bahwa delegasi Israel memberikan perhatian khusus terhadap sejumlah sandera yang memiliki kewarganegaraan ganda, termasuk Amerika Serikat. Kunjungan ini diyakini sebagai hasil dari tekanan Washington terhadap Tel Aviv.
Di Washington, Perdana Menteri merangkap Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, juga tengah melakukan kunjungan diplomatik. Ia dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio serta Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, untuk membahas perkembangan terbaru di Gaza, menurut laporan Axios.
Gencatan senjata terakhir antara Israel dan Hamas berlangsung pada Januari lalu, namun kolaps pada 18 Maret setelah Israel memblokir bantuan kemanusiaan dan melanjutkan serangan militer skala penuh ke wilayah Gaza.
Sejak dimulainya serangan Israel pada Oktober 2023, sedikitnya 61.000 warga Palestina dilaporkan tewas, dan lebih dari 117.000 lainnya luka-luka, termasuk ribuan anak-anak, menurut Kantor Media Pemerintah Gaza.