Qatar menyambut baik respons “positif” kelompok Hamas terhadap kerangka kesepakatan potensi gencatan senjata baru di Jalur Gaza dan pertukaran sandera dengan Israel.
Pernyataan itu disampaikan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani dalam konferensi pers di Doha bersama Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang sedang berkunjung, yang sedang melakukan tur Timur Tengah untuk mendorong gencatan senjata.
“Kami menerima respons Hamas terhadap perjanjian kerangka kerja tersebut,” kata al-Thani pada Selasa (6/2) seperti dilansir Anadolu.
Namun demikian, kata al-Thani, Hamas memberikan sejumlah poin untuk diperhatikan berkaitan gencatan senjatan itu.
“Respon Hamas mengandung catatan, namun secara umum positif,” tambahnya.
Al-Thani juga menyampaika adanya kemajuan dalam negosiasi, namun menolak memberikan rincian lebih lanjut.
“Kami berupaya mencapai kesepakatan sesegera mungkin melalui kerja sama dengan mitra kami di Kairo dan Washington,” katanya.
“Perang di Gaza harus diakhiri, dan kami tidak ingin terjadi eskalasi di wilayah tersebut atau ancaman terhadap navigasi internasional.”
Sejauh ini, Hamas belum memberikan keterangan terkait pernyataan yang disampaikan oleh Doha.
Perang antara kelompok perlawanan Palestina yang dipimpin Hamas melawan Israel dimulai setelah serangan lintas batas pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan sekitar 240 orang disandera.
Sekitar setengah dari sandera dibebaskan selama gencatan senjata selama seminggu di bulan November dengan imbalan 240 tahanan Palestina.
Serangan Israel sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 27.000 warga Palestina, dan sekitar 85% dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi, menurut PBB.
Pekan lalu, kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh mengkonfirmasi menerima proposal, yang diajukan pada pertemuan di Paris pada akhir Januari, untuk mengakhiri pertempuran di Gaza. (Pizaro)