Survei menunjukkan semakin banyak orang dewasa Amerika Serikan yang percaya bahwa tindakan militer penjajah Israel di Gaza sudah keterlaluan, lansir Axios.
Hal ini tercermin lewat jajak pendapat terbaru AP-Norc Center yang diluncurkan pada Jumat (2/2).
Temuan ini menggarisbawahi sangat terpecahnya masyarakat Amerika mengenai invasi penjajah Israel terahadap Hamas.
Perang ini juga telah membuat Presiden Biden dan dukungannya terhadap Israel tidak sejalan dengan beberapa anggota partainya sendiri dan banyak generasi muda Amerika.
Berdasarkan Survei yang dijalankan AP-Norc pada Januari ini, sebanyak 50% penduduk dewasa AS mengatakan mereka percaya bahwa tindakan Israel di Gaza “sudah keterlaluan,”.
Angka ini naik tajam dibandingkan survei serupa pada November yang mencapai angka 40%.
Hanya 31% responden yang percaya bahwa respons militer Israel “sudah tepat”, turun dari 38% pada November.
Jajak pendapat baru ini menunjukkan bahwa 35% warga AS menganggap Israel sebagai sekutu penting AS, turun tajam dari 44% pada survei yang jama pada November lalu.
Sedangkan tingkat persetujuan warga atas apa yang dilakukan Biden di Israel turun menjad 31%, atau enam persen lebih rendah dari periode bulan Desember.
Sebaliknya, peringkat persetujuan di kalangan Partai Republik naik 3 poin, namun hanya mencapai 21%.
Namun, di kalangan Demokrat, penurunannya bahkan lebih besar. Hanya 46% yang mengatakan mereka menyetujui langkah-langkah Biden di Palestina atau turun dari 59% pada periode Desember.
Meskipun Biden menghindari kritik pemerintahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, presiden dan pejabat AS lainnya dilaporkan semakin frustrasi terhadap pemimpin Israel tersebut.
Washington telah menekankan perlunya meminimalkan kematian warga sipil Palestina di tengah memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza.
Sanksi AS bagi pemukim Israel
Biden pada Kamis (1/2) mengambil langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya dengan menandatangani perintah eksekutif yang memungkinkan AS untuk menjatuhkan sanksi baru terhadap pemukim Israel di daerah pendudukan Tepi Barat dalam serangan kekerasan terhadap warga Palestina.
Biden sebelumnya mengaku khawatir dengan laporan tentang pemukim ekstremis yang menurutnya “menuangkan bensin ke dalam api” di tengah usaha pejabat AS membendung perang antara Israel dan Hamas.
Para pejabat AS mengatakan dalam panggilan telepon dengan Netanyahu, Biden telah menyatakan keprihatinannya mengenai kekerasan pemukim dan meningkatnya jumlah warga Palestina yang dibunuh oleh pasukan Israel dan pemukim di Tepi Barat sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, lebih dari 100 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat sejak perang dimulai.
Terdapat sekitar 3 juta warga Palestina dan 450.000 pemukim Israel di Tepi Barat, yang telah diduduki Israel sejak Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Axios melaporkan serangan di Tepi Barat hanya mendapat sedikit perhatian karena Israel terus menyerang Gaza dengan serangan udara sebagai pembalasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober.
Tentara Israel diduga menyamar sebagai perempuan dan petugas medis, lalu menyerbu Rumah Sakit Ibn Sina di Jenin, Tepi Barat pada Selasa (30/1).
Kementerian Kesehatan Palestina menyebut tentara Israel melepaskan tembakan di bangsal RS Ibn Sina, dan menewaskan tiga orang milisi Palestina yang dirawat di rumah sakit tersebut.
Dilansir Associated Press, rekaman video kamera CCTV rumah sakit menunjukkan belasan tentara bersenjata menyamar sebagian seperti wanita berjilbab, staf rumah sakit, dan jas dokter berwarna putih.
Di rekaman lain terlihat tentara Israel lainnya menggunakan masker bedah sambil membawa senapan dan kursi roda sebagai alat bantu.
Israel angkut tentara terluka
Sementara itu, Tentara Israel pada Sabtu (4/2) mengumumkan bahwa Unit Transportasi Operasional telah melakukan lebih dari 1.500 operasi untuk mengevakuasi tentara yang terluka dari Jalur Gaza sejak 27 Oktober, lansir Anadolu.
“Tentara mengangkut puluhan ribu pejuang ke dan dari Jalur Gaza, menjaga kontak terus-menerus dengan pasukan manuver darat dan unit medis di negara tersebut. Unit ini berfungsi sebagai penghubung antara wilayah internal Jalur Gaza dan wilayah Israel,” tulis keterangan resmi militer penjajah Israel di X.
Mereka mengatakan dalam lebih dari 1.500 operasi, tentara transportasi operasional telah mengevakuasi personel mereka yang terluka dan menyelamatkan nyawa mereka melalui evakuasi cepat.
Hingga hari Sabtu, tentara Israel melaporkan kematian 561 perwira dan tentara sejak dimulainya perang, termasuk 224 orang sejak dimulainya operasi darat di Gaza.
Menurut data tentara yang dipublikasikan di situsnya, 2.851 perwira dan tentara terluka. Dari jumlah itu 1.296 orang terluka dalam operasi darat.
Pada tanggal 27 Oktober, tentara penjajah Israel memulai operasi darat yang melibatkan serangan ke beberapa daerah di Gaza wilayah utara, kemudian meluas ke selatan. (Pizaro)