Monday, December 2, 2024
HomeBerita53% warga AS minta pembatasan dukungan militer untuk Israel

53% warga AS minta pembatasan dukungan militer untuk Israel

Survei yang dilakukan Chicago Council on Global Affairs menunjukkan lebih dari setengah warga Amerika Serikat mendukung pembatasan bantuan militer kepada Israel.

Langkah itu untuk menghalangi senjata digunakan dalam serangan terhadap warga sipil Palestina. Demikian dilaporkan kantor berita Anadolu.

Menurut laporan yang dirilis Kamis, lembaga think tank terkemuka di AS itu menemukan, meskipun banyak warga AS yang mendukung bantuan militer untuk Israel, kepedulian terhadap nasib warga Palestina tetap tinggi.

Hasil survei menunjukkan bahwa 53% responden berpendapat bahwa AS seharusnya membatasi bantuannya kepada Israel agar tidak dapat digunakan dalam operasi militer yang menargetkan Palestina.

Meskipun ada seruan yang meningkat untuk menetapkan syarat-syarat pembatasan tersebut, Departemen Luar Negeri AS baru-baru ini mengumumkan pendanaan militer sebesar 3,5 miliar dolar AS untuk Tel Aviv.

Ini dilakukan meskipun jumlah korban sipil akibat operasi militer Israel di Gaza telah melampaui angka 40.000, menurut laporan yang dirilis oleh situs survei tersebut.

Baca juga: Israel terima pasokan militer ke-500 dari AS sejak 7 Oktober

Baca juga: PENTING! Setiap bulan, lebih dari 1000 tentara Israel masuk pusat rehabilitasi

Namun, meski mendapat kritik baik dari dalam negeri maupun internasional, sebanyak 61% warga Amerika percaya bahwa negara mereka memainkan peran yang “konstruktif dan positif” di Timur Tengah, sesuai dengan hasil survei.

Selain itu, 60% dari responden mendukung kelanjutan bantuan militer AS untuk Israel sampai para sandera Israel dibebaskan.

Di sisi lain, 30% responden berpendapat bahwa AS terlalu banyak mendukung Israel, sementara 3 dari 10 warga AS merasa bahwa negara mereka tidak memberikan cukup bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza.

Israel telah melancarkan perang terhadap Gaza dengan dukungan AS selama hampir 11 bulan.

Perang ini oleh para ahli internasional dianggap sebagai tindakan genosida, di mana puluhan ribu orang, sebagian besar anak-anak dan perempuan, tewas, terluka, atau hilang. Keluarga-keluarga yang hancur tak terhitung jumlahnya, dan sekitar 70% infrastruktur sipil, termasuk rumah, sekolah, dan rumah sakit, telah hancur.

Baca juga: NYT, Sinwar aktif pantau media berbahasa Ibrani, komunikasi via kurir

Baca juga: EKSKLUSIF | Takziyah ke rumah Ismail Haniyah di Doha

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular