Saturday, March 1, 2025
HomeBeritaGaza lebih indah di Ramadan, kampanye Palestina untuk atasi perang pemusnahan

Gaza lebih indah di Ramadan, kampanye Palestina untuk atasi perang pemusnahan

Dengan datangnya bulan Ramadan, pemerintah kota di Jalur Gaza yang hancur bekerja keras menghilangkan debu akibat perang pemusnahan massal Israel. Perang itu telah meninggalkan luka mendalam di jalanan dan kawasan pemukiman selama 15 bulan terakhir.

Ramadan kali ini, pertama kali setelah genosida, dirayakan warga Gaza dengan perasaan campur aduk. Perasaan antara kegembiraan menyambut bulan suci dan kesedihan akibat kehancuran besar serta kehilangan yang ditimbulkan oleh mesin perang Israel.

Di tengah kehancuran luas yang mencakup sekitar 88% infrastruktur, termasuk rumah dan fasilitas penting lainnya, pemerintah kota di Gaza berusaha membersihkan dan memperindah jalan-jalan menjelang Ramadan.

Tujuannya adalah untuk mengembalikan keindahan kota serta membawa kembali sedikit kehidupan yang hilang akibat perang pemusnahan.

Pada 2 Februari lalu, Ketua Kantor Informasi Pemerintah Gaza, Salama Maarouf, mengumumkan bahwa Gaza secara resmi dinyatakan sebagai “zona bencana” akibat perang pemusnahan Israel.

Gaza lebih indah dengan tangan kita

Di Kota Gaza, pemerintah kota meluncurkan inisiatif sukarela untuk membersihkan Jalan Omar Al-Mukhtar, salah satu pasar utama kota itu. Aksi itu bekerja sama dengan Kementerian Pemerintahan Lokal dan partisipasi masyarakat.

Dalam sebuah pernyataan, pemerintah kota mengatakan bahwa kampanye “Gaza Lebih Indah dengan Tangan Kita” diluncurkan pada hari Jumat.

Kampanye itu sebagai bagian dari persiapan menyambut Ramadan dan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam mengurangi dampak bencana yang dialami kota akibat perang pemusnahan.

“Inisiatif ini menegaskan bahwa Gaza akan tetap menjadi kota yang indah dan bersih dengan tangan penduduknya sendiri. Bangsa Palestina mampu membangun kembali dan tetap bertahan karena kecintaan mereka terhadap tanah air dan kota mereka,” kata Wali Kota Gaza, Yahya Al-Sarraj, dalam pernyataannya.

Ia menambahkan bahwa Gaza menyambut Ramadan dalam kondisi sulit akibat agresi. Namun, katanya, Gaza akan terus berdiri bersama rakyatnya.

“Untuk menyediakan layanan dasar dan memperkuat ketahanan mereka di kota tercinta ini,” imbuhnya.

Al-Sarraj juga menekankan bahwa partisipasi organisasi sipil dalam inisiatif ini merupakan penguat yang memperkuat keterlibatan komunitas dalam kegiatan sukarela.

Sebagai bagian dari inisiatif ini, para relawan membersihkan jalan, mengumpulkan sampah, serta melakukan perbaikan trotoar dan jalan yang rusak.

Sebelum genosida terjadi, Jalan Omar Al-Mukhtar setiap tahunnya ramai dikunjungi warga Gaza dan dihiasi lentera serta simbol bulan sabit bercahaya.

Namun, perang pemusnahan yang berlangsung sejak Oktober 2023 membawa kegelapan yang menyelimuti Gaza.

Gaza lebih indah di Ramadan

Di Kota Khan Younis, Gaza selatan, pemerintah kota meluncurkan kampanye untuk membersihkan dan menghiasi jalan-jalan dalam upaya mempercantik tampilan kota.

Hal itu dilakukan setelah kehancuran besar yang ditimbulkan oleh tentara Israel selama berbulan-bulan perang pemusnahan.

Kampanye bertajuk “Gaza Lebih Indah di Ramadan” ini dilaksanakan melalui kemitraan dengan Kementerian Pemerintahan Lokal dan kelompok Masyarakat. Sebagaimana diumumkan melalui serangkaian unggahan di Facebook oleh pemerintah kota.

Dalam unggahannya, pemerintah kota menyebut bahwa kampanye ini dilakukan sebagai ungkapan kegembiraan menyambut Ramadan. Kampenye itu diperkirakan akan dimulai pada Sabtu besok.

Kampanye ini mencakup pengangkatan dan pembersihan puing-puing dari jalan-jalan di Khan Younis. Foto-foto juga dipajang untuk menunjukkan aktivitas pembersihan di distrik Al-Amal, bagian barat kota tersebut.

Sejumlah relawan juga berpartisipasi dalam pengecatan dinding rumah-rumah yang selamat dari perang pemusnahan. Tuajuannya, untuk memperindah tampilan kota yang mengalami kehancuran luas.

Beberapa pemuda menghiasi dinding rumah di Khan Younis dengan slogan “Gaza Lebih Indah di Ramadan,” disertai gambar lentera Ramadan.

Selain itu, tim pemerintah kota mulai mengumpulkan sampah yang menumpuk di jalan-jalan sebagai bagian dari kampanye ini.

Dari tengah kehancuran, lahir harapan

Sebagai bagian dari kampanye “Gaza Lebih Indah di Ramadan,” pemerintah kota Rafah di Gaza selatan memulai upaya sejak Jumat pagi untuk mengembalikan keindahan kota, meskipun tentara Israel masih menguasai 60% wilayahnya.

Di salah satu dinding yang masih bertahan dari perang, sekelompok pemuda menulis, “Dari Tengah Kehancuran, Lahir Harapan” dan “Gaza Lebih Indah di Ramadan”.

Selain itu disanag juga gambar seorang anak yang tersenyum sambil membawa lentera Ramadan bercahaya.

Sementara itu, reruntuhan serta kubah masjid dan menaranya menjadi latar belakangnya.

Pemerintah kota Rafah, dalam sebuah pernyataan, mengatakan bahwa kampanye ini dilakukan dengan dukungan Kementerian Pemerintahan Lokal.

Selain itu, masyarakat setempat juga turut membantu untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan indah selama bulan suci.

“Semangat berbagi dan solidaritas antara warga, di mana semua orang berkontribusi untuk mengembalikan keindahan kota meskipun ada berbagai tantangan,” katanya.

Pemerintah kota juga menegaskan bahwa pemandangan para pekerja yang membersihkan sisa-sisa kehancuran memberikan inspirasi harapan.

“Dan menegaskan bahwa Gaza akan tetap indah berkat tangan penduduknya,” imbuhnya.

Lebih lanjut, pemerintah kota mengajak seluruh warga untuk mendukung upaya ini.

“Menjaga kebersihan adalah cerminan dari kesadaran dan tekad masyarakat untuk menciptakan masa depan yang lebih baik,” tegasnya.

Namun, mayoritas warga Gaza tidak akan mampu mempersiapkan Ramadan seperti biasanya karena mereka mengalami krisis keuangan parah.

Menurut data Bank Dunia, genosida telah membuat semua penduduk Gaza jatuh ke dalam kemiskinan.

Selain itu, sekitar 1,5 juta warga Palestina dari total 2,4 juta penduduk Gaza mengalami pengungsian paksa akibat kehancuran besar-besaran.

Banyak warga Gaza yang menyatakan bahwa inisiatif-inisiatif ini bertujuan untuk menanamkan sedikit kebahagiaan dan ketenangan di hati masyarakat yang telah kelelahan akibat perang pemusnahan.

Dengan dukungan Amerika Serikat (AS), Israel telah melakukan genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023 hingga 19 Januari 2025. Akibatnya lebih dari 160.000 warga Palestina tewas dan terluka, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 14.000 orang hilang.

Pada 19 Januari lalu, perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel mulai berlaku. Perjanjian ini terdiri dari tiga tahap, masing-masing berlangsung selama 42 hari, dengan mediasi dari Qatar dan Mesir serta dukungan dari AS.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular