Friday, May 3, 2024
HomeBeritaPalestinaHamas: Gencatan senjata dengan Israel belum tercapai

Hamas: Gencatan senjata dengan Israel belum tercapai

Osama Hamdan. (Foto: Al Jazeera)
Osama Hamdan. (Foto: Al Jazeera)

Pejabat senior Hamas Osama Hamdan mengatakan pada Minggu (5/2) kesepakatan gencatan senjata tentatif dengan penjajah Israel untuk menghentikan perang yang telah berlangsung hampir empat bulan di Gaza belum tercapai.

Menurut Hamdan, para pemimpin Hamas sedang meninjau kerangka kerja yang diusulkan yang disetujui oleh para pejabat tinggi Israel, Qatar, Mesir dan Amerika Serikat.

“Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengumumkan posisi kami terkait usulan tersebut,” kata Hamdan seperti dilansir AFP.

Hamdan menjelaskan Hamas telah berulang kali mengatakan terbuka untuk mendiskusikan inisiatif apa pun untuk mengakhiri agresi biadab terhadap rakyat Palestina.

Meski membenarkan telah menerima proposal gencatan senjata yang dirancang oleh mediator di Paris, Hamdan mengatakan kesepakatan belum tercapai dan rencana tersebut tidak memiliki penjelasan yang terperinci.

“Kami akan mengumumkan posisi kami (segera) berdasarkan keinginan kami untuk mengakhiri agresi yang diderita rakyat kami secepat mungkin,” urai Hamdan.

Pada 28 Januari, sebuah pertemuan diadakan di Paris dengan partisipasi Israel, Amerika Serikat, Mesir dan Qatar, untuk membahas kesepakatan pertukaran tahanan dan berakhirnya agresi Israel di Gaza.

Sumber Hamas mengatakan usulan gencatan senjata tiga tahap saat ini antara lain jeda pertempuran selama enam minggu dan membebaskan beberapa sandera tahanan Palestina,

Hamdan juga mengecam kampanye disinformasi Israel yang bertujuan mendistorsi posisi Hamas.

“Israel menolak semua inisiatif yang dibuat sejauh ini…untuk melanjutkan agresi,” katanya.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan melakukan perjalanan ke Timur Tengah ldalam beberapa hari mendatang untuk mendesak tercapainya kesepakatan, kata Departemen Luar Negeri.

Delegasi pemimpin Hamas sebelumnya berada di Kairo pada Kamis (31/1) untuk melakukan pembicaraan dengan para pejabat Mesir, termasuk kepala intelijen Mesir, Mayor Jenderal Abbas Kamel, mengenai kemungkinan kesepakatan gencatan senjata, lansir Times of Israel.

Kepala Hamas bertemu Intelijen Turki

Sementara itu, Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, bertemu dengan direktur Organisasi Intelijen Nasional (MIT) Turki Ibrahim Kalin, pada Sabtu di Doha (4/2) untuk membahas situasi di Gaza, lapor kantor berita Anadolu.

Anadolu, yang mengutip sumber keamanan, melaporkan pertemuan tersebut berfokus pada isu-isu terkait perkembangan terkini di Jalur Gaza, khususnya kemungkinan kesepakatan pertukaran tahanan, gencatan senjata, dan upaya mengakhiri blokade.

Pertemuan tersebut juga membahas pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, sekaligus menekankan pentingnya pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.

Haniyeh mengkonfirmasi pada Selasa (2/2) bahwa Hamas telah menerima proposal yang dibahas pada pertemuan Paris dan menerima undangan untuk mengunjungi Kairo untuk membahas perjanjian tersebut.

Namun Haniyeh tidak menyebutkan secara rinci tanggal kunjungannya.

Qatar optimistis

Sebelumnya, Qatar mengklaim Hamas telah memberikan konfirmasi positif sementara terhadap usulan kesepakatan yang akan membebaskan para sandera dan menghentikan pertempuran di Gaza untuk jangka waktu tertentu.

“Pertemuan di Paris berhasil mengkonsolidasikan usulan… Usulan tersebut telah disetujui oleh pihak Israel dan sekarang kami mendapat konfirmasi positif awal dari pihak Hamas,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari merujuk pada pertemuan antara pejabat Qatar, AS, Israel dan Mesir di Paris.

Namun demikian, Hamas telah membantah pernyataan Doha atas klaim tersebut.

Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim al-Thani mengumumkan bahwa kemajuan signifikan telah dicapai dalam pertemuan baru-baru ini antara para pejabat intelijen dari Mesir, Israel, dan Amerika Serikat pada akhir pekan.

“Kami berharap dapat menyampaikan proposal ini kepada Hamas dan membawa mereka ke tempat di mana mereka terlibat secara positif dan konstruktif dalam proses tersebut,” kata al-Thani dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Dewan Atlantik di Washington, DC, AS.

Perdana Menteri Qatar mengatakan Hamas telah menuntut gencatan senjata permanen sebagai prasyarat untuk memasuki perundingan.

“Saya yakin kita beralih dari situasi tersebut ke tempat yang berpotensi mengarah pada gencatan senjata secara permanen di masa depan,” katanya seperti dilansir Al Jazeera.

Al Thani mengatakan perundingan berada dalam kondisi yang jauh lebih baik dibandingkan beberapa pekan lalu.

Qatar dan AS memimpin negosiasi gencatan senjata pada akhir November yang menyepakati pembebasan lebih dari 100 sandera Israel di Gaza dan lebih dari 200 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel sebagai imbalannya. (Pizaro)


Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular