Sunday, October 6, 2024
HomeHeadlineIsrael naikkan biaya perang Gaza jadi Rp. 612 triliun

Israel naikkan biaya perang Gaza jadi Rp. 612 triliun

Sejak 7 Oktober, menurut Calcalist, Israel telah mengeluarkan sekitar 129 miliar shekel (527,1 triliun rupiah)

Dikutip dari situs Aljazeera Arabic, harian ekonomi Israel, Calcalist melaporkan, biaya perang yang saat ini dijalani Israel di Jalur Gaza meningkat secara signifikan.

Militer Israel telah memperbarui perkiraan biayanya, yang awalnya 130 miliar shekel (530,6 triliun rupiah) menjadi sekitar 140 hingga 150 miliar shekel (sekitar 571 – 612 triliun rupiah).

Biaya itu tidak termasuk kemungkinan operasi darat di Lebanon atau konfrontasi langsung dengan Iran. Yang berarti angka ini bisa lebih tinggi jika ketegangan meningkat lebih jauh.

Peningkatan biaya yang signifikan ini menjadi tantangan tambahan bagi anggaran Israel tahun 2025. Yang menurut Calcalist, semakin mempertegas betapa sulitnya Israel menjaga stabilitas keuangan di tengah perang.

Laporan tersebut mengungkapkan, perkiraan awal yang dibuat tiga bulan lalu oleh Brigadir Jenderal Gil Pinchas, penasihat keuangan Kepala Staf Militer Israel, mematok biaya perang sebesar 37 miliar dolar AS (560,3 triliun rupiah).

Namun, dengan terus berlanjutnya konflik dan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, perkiraan ini diperbarui menjadi lebih dari 42 miliar dolar AS (636 triliun rupiah).

Sejak 7 Oktober, menurut Calcalist, Israel telah mengeluarkan sekitar 129 miliar shekel (527,1 triliun rupiah), yang mencakup:

– 37 miliar shekel (151,2 triliun rupiah) untuk gaji pasukan cadangan,
– 29 miliar shekel (118,5 triliun rupiah) untuk amunisi dan senjata,
– 19 miliar shekel (77,6 triliun rupiah) untuk pesawat, kapal, dan pemeliharaan,
– 13 miliar shekel (53,1 triliun rupiah) untuk persenjataan,
– 13 miliar shekel (53,1 triliun rupiah) untuk logistik,
– 8 miliar shekel (32,6 triliun rupiah) untuk sistem komunikasi dan intelijen,
– 6 miliar shekel (24,5 triliun rupiah) untuk infrastruktur dan dukungan sipil, dan
– 4 miliar shekel (16,3 triliun rupiah) untuk perawatan, rehabilitasi, dan dukungan keluarga.

Pertahanan vs keuangan

Seiring meningkatnya biaya, perbedaan perkiraan antara Kementerian Pertahanan dan Kementerian Keuangan terkait anggaran pertahanan tahun 2025 juga semakin besar.

Perbedaan ini diperkirakan mencapai puluhan miliar shekel, yang menurut laporan, menempatkan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dalam posisi sulit. Karena akan sulit menjaga defisit anggaran tetap pada target 4%.

Calcalist mencatat, Kementerian Keuangan tidak sepenuhnya memahami perhitungan Kementerian Pertahanan dan Militer Israel.

Kementerian Keuangan menduga militer melebih-lebihkan biaya dengan memasukkan pengeluaran yang tidak secara langsung terkait dengan perang. Seperti pelatihan dan pembelian, sehingga membuat situasi terlihat lebih mahal dari kenyataannya.

Laporan tersebut juga menunjukkan, beberapa pejabat keuangan percaya perlu adanya peninjauan ulang terhadap beberapa pos pengeluaran militer.

Ini mengingat perubahan ancaman yang dihadapi Israel, seperti pengurangan ancaman dari Hamas di Gaza dan pengaruh terhadap kemampuan Hezbollah di Lebanon.

Laporan tersebut menegaskan Israel harus beradaptasi dengan kenyataan baru yang dipaksakan oleh perang ini.

Jika tidak dapat mengendalikan pengeluaran militer, Israel bisa menghadapi kondisi ekonomi yang sulit.

Kondisi yang mirip dengan situasi yang terjadi setelah Perang Yom Kippur pada tahun 1973, di mana ekonomi Israel mengalami stagnasi selama satu dekade.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular