Pengangkatan Yahya Sinwar sebagai kepala biro politik kelompok perlawanan Palestina Hamas dianggap mengejutkan. Hal itu juga menjadi pesan bahwa ia masih hidup, menurut Otoritas Penyiaran Israel, KAN, pada Selasa malam (6/8) seperti dikutip Anadolu.
Hamas mengumumkan bahwa Sinwar, 61 tahun, akan menggantikan Ismail Haniyah, yang tewas dalam serangan pada kediamannya saat mengunjungi ibu kota Iran, Teheran, minggu lalu.
Iran dan Hamas menuduh Tel Aviv atas pembunuhan Haniyah, meskipun Israel belum memberikan pernyataan resmi. Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan isyarat keterlibatan Israel.
Roi Kais, koresponden urusan Arab untuk KAN News, mengatakan dalam program berita malam, “pengangkatan Sinwar adalah kejutan hanya seminggu setelah pembunuhan Haniyah.”
Kais percaya pengangkatan Sinwar mengirimkan pesan dari Hamas bahwa ia masih hidup. Hal ini juga bermakna kepemimpinan Hamas di Gaza tetap kuat dan bertekad untuk tetap berkuasa.”
Ehud Yaari, analis urusan Timur Tengah untuk Channel 12, menilai pengangkatan Sinwar memiliki makna simbolis dalam mempertegas posisinya dalam gerakan tersebut. Namun Yaari mengatakan Sinwar akan kesulitan berkomunikasi dengan pimpinan Hamas lainnya di luar Gaza.
Hizbullah di Lebanon dalam menganggap pemilihan Sinwar sebagai “pesan kuat kepada musuh Zionis dan AS bahwa Hamas bersatu dalam keputusannya.
“Tujuan musuh untuk membunuh para pemimpin dan pejabat tidak berhasil mencapai tujuannya,” demikian pernyataan resmi Hizbullah.
Pemimpin Hamas, Usama Hamdan via pesan audio kepada Anadolu mengatakan, pengangkatan Sinwar “menguatkan persatuan gerakan dan kesadaran mereka terhadap bahaya yang dihadapi.
Baca juga: EKSKLUSIF | Takziyah ke rumah Ismail Haniyah di Doha
Baca juga: Netanyahu tambah syarat baru negosiasi untuk gencatan senjata
“Keputusan ini juga menunjukkan bahwa upaya pembunuhan Israel tidak akan berhasil mematahkan perlawanan,” kata Hamdan.
Sebelum pengangkatannya yang terbaru, Sinwar terpilih sebagai pemimpin gerakan di Gaza pada tahun 2017 dan terpilih kembali pada tahun 2021. Sinwar adalah pemimpin Hamas yang paling dicari oleh Israel, dengan Tel Aviv menuduhnya sebagai dalang serangan lintas batas pada 7 Oktober tahun lalu.
Sepuluh bulan setelah perang Israel dimulai, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional, yang memerintahkan agar segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah bagian selatan, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina telah mencari perlindungan dari perang sebelum kota tersebut diserang pada 6 Mei.
Baca juga: Hamas pilih Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru gantikan Haniyah