Monday, April 29, 2024
HomeBeritaTimur TengahNetanyahu tolak perundingan pertukaran tahanan di Kairo

Netanyahu tolak perundingan pertukaran tahanan di Kairo

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024. (Foto oleh RONEN ZVULUN / POOL / AFP)
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024. (Foto oleh RONEN ZVULUN / POOL / AFP)

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mencegah delegasi negaranya kembali ke Mesir untuk menghadiri pertemuan empat hari untuk proposal kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.

“Netanyahu tidak mengizinkan tim perunding kembali ke Mesir pada hari Kamis untuk melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan penyanderaan,” lansir Channel 12 Israel.

Menurut media tersebut, Para pejabat dari Israel, Mesir, Qatar dan AS mengadakan pertemuan di Kairo pada Selasa (13/2) untuk membahas gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran tahanan.

Menurut jaringan berita Lebanon Al-Mayadeen, Hamas tidak diberitahu tentang pertemuan di Kairo tersebut.

Mengutip seorang pejabat Israel yang tidak mau disebutkan namanya, Lembaga Penyiaran Israel (KAN) melaporkan posisi Hamas tidak berubah soal kesepakatan dengan Israel.

Pada tanggal 7 Februari, Hamas mengusulkan rencana tiga tahap untuk gencatan senjata di Gaza. Antara lain jeda pertempuran selama 135 hari dengan imbalan pembebasan tawanan.

Namun Netanyahu menolak usulan tersebut dan bersumpah untuk melanjutkan perang.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 28,576 warga Palestina telah terbunuh, dan 68,291 terluka dalam genosida Israel yang sedang berlangsung di Gaza mulai tanggal 7 Oktober.

Selain itu, setidaknya 8.000 orang masih belum ditemukan, diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah mereka di seluruh Jalur Gaza.

Organisasi-organisasi Palestina dan internasional mengatakan mayoritas dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah perempuan dan anak-anak.

Agresi Israel juga mengakibatkan hampir dua juta orang terpaksa mengungsi dari seluruh Jalur Gaza.

Sebagian besar pengungsi terpaksa mengungsi ke kota Rafah di bagian selatan yang padat penduduknya, yang berada dekat perbatasan dengan Mesir.

Rafah kini menjadi kota terbesar eksodus massal warga Palestina sejak Nakba 1948.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular