Monday, March 17, 2025
HomeBerita15 warga syahid di Gaza dalam 24 jam terakhir

15 warga syahid di Gaza dalam 24 jam terakhir

2 warga Palestina gugur syahid hari ini, Minggu, akibat serangan dari pesawat nirawak (drone) Israel di beberapa wilayah di Jalur Gaza. Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan bahwa total 15 warga Palestina syahid dalam 24 jam terakhir.

Dengan demikian, jumlah warga yang gugur sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari lalu telah melebihi 150 orang.

Koresponden Al Jazeera melaporkan bahwa seorang warga Palestina syahid akibat serangan drone Israel di Bundaran Kuwait di selatan Kota Gaza.

Sumber medis juga melaporkan bahwa jenazah korban lainnya tiba di rumah sakit setelah serangan terhadap sekelompok warga di daerah Juhor ad-Dik, di timur wilayah tengah Gaza.

Saksi mata juga menyebutkan bahwa sebelumnya pada hari ini, tank-tank Israel menembakkan senjatanya ke arah wilayah timur Kota Abasan al-Kabira dan Abasan al-Jadida di sebelah timur Khan Younis, selatan Jalur Gaza.

Kementerian Kesehatan Gaza hari ini juga mengumumkan bahwa serangan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel menyebabkan sedikitnya 15 warga Palestina gugur dalam 24 jam terakhir.

Mereka mengonfirmasi bahwa jumlah korban agresi telah mencapai 48.572 syahid sejak 7 Oktober 2023.

“Sebanyak 29 jenazah tiba di rumah sakit di Jalur Gaza, termasuk 15 jenazah yang berhasil dievakuasi dari bawah reruntuhan dan 14 korban terbaru, serta 51 luka-luka dalam 24 jam terakhir,” sebut Kementrian Kesehatan dalam laporan rutinnya.

Mereka menambahkan bahwa total korban agresi Israel telah mencapai 48.572 syahid dan 112.032 luka-luka sejak 7 Oktober 2023.

Sebanyak 10 warga Palestina gugur syahid pada Sabtu kemarin. 9 di antaranya adalah pekerja di sebuah lembaga kemanusiaan, ditambah satu anak-anak. Hal itu diakibatkan serangan pasukan pendudukan Israel di wilayah Beit Lahia, utara Jalur Gaza.

Kantor Media Pemerintah di Gaza juga mengumumkan kemarin bahwa Israel telah membunuh lebih dari 150 warga Palestina.

Serangan itu sejak dimulainya gencatan senjata pada 19 Januari 2025, termasuk 40 orang dalam dua pekan terakhir.

Sebelumnya, militer Israel telah mengakui bahwa mereka tetap menembakkan senjata di beberapa wilayah Gaza meskipun ada kesepakatan gencatan senjata.

Meraka berdalih untuk mengusir orang-orang yang dicurigai mendekati pasukan Israel.

Peristiwa ini terjadi di tengah perundingan yang digelar di Doha, ibu kota Qatar, terkait fase kedua dari kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.

Israel terus melanjutkan perang pembantaian di Gaza dan menghindari komitmen untuk memulai fase kedua kesepakatan tersebut.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menghambat dimulainya perundingan fase kedua dan ingin memperpanjang fase pertama dari kesepakatan pertukaran tahanan.

Tujuannya, untuk membebaskan sebanyak mungkin tawanan Israel di Gaza, tanpa memenuhi kewajiban militer dan kemanusiaan yang telah disepakati sebelumnya.

Di sisi lain, Hamas terus menegaskan komitmennya pada kesepakatan gencatan senjata dan meminta para mediator untuk segera memulai perundingan fase kedua, serta mendesak Israel agar mematuhi gencatan senjata.

Dengan dukungan Amerika Serikat (AS), Israel telah melancarkan perang yang menghancurkan Gaza sejak 7 Oktober 2023. Akibatnya lebih dari 160 ribu warga Palestina gugur syahid atau terluka, mayoritas adalah anak-anak dan perempuan, serta lebih dari 14 ribu orang hilang.

ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular