Thursday, June 19, 2025
HomeBeritaIran bantah minta negara-negara kawasan tekan AS untuk gencatan senjata

Iran bantah minta negara-negara kawasan tekan AS untuk gencatan senjata

Pemerintah Iran secara tegas membantah laporan media Barat yang menyebut bahwa Teheran telah meminta negara-negara kawasan untuk menekan Amerika Serikat agar menghentikan perang Israel terhadap Iran. Bantahan itu disampaikan oleh sumber-sumber yang dekat dengan Kementerian Luar Negeri Iran dan sejumlah jurnalis regional.

Dalam laporan yang dirilis pada Senin (17/6), media The Cradle mengutip sumber internal Kementerian Luar Negeri Iran yang menegaskan bahwa tidak ada komunikasi atau permintaan semacam itu yang dilakukan kepada negara mana pun.

Jurnalis Lebanon, Radwan Mortada, juga melaporkan pada Selasa bahwa “Iran tidak pernah meminta mediasi untuk menghentikan perang yang dilancarkan Israel terhadapnya.”

“Semua klaim yang beredar di kalangan jurnalis maupun dalam laporan asing mengenai mediasi Iran dengan negara-negara Arab atau asing untuk menghentikan perang adalah fabrikasi belaka. Seluruh pejabat Iran yang menangani isu ini telah membantahnya secara tegas,” kata Mortada.

Ia menambahkan, “Kampanye sistematis ini bertujuan mencitrakan Iran seolah-olah memohon gencatan senjata. Padahal, kenyataannya Iran justru terus meningkatkan intensitas serangannya. Teheran dengan jelas menyatakan bahwa Israel yang memulai perang, namun bukan Israel yang akan menentukan kapan perang ini berakhir.”

Sebelumnya, kantor berita Reuters melaporkan bahwa Iran telah meminta Qatar, Arab Saudi, dan Oman untuk menekan Presiden AS Donald Trump agar memengaruhi Israel untuk menyetujui gencatan senjata. Laporan itu juga mengklaim bahwa Iran bersedia lebih fleksibel dalam pembicaraan nuklir jika gencatan senjata tercapai.

Salah satu sumber Reuters menyebut bahwa negara-negara Teluk sangat khawatir konflik akan semakin tak terkendali, dan mereka telah meminta Washington untuk mendesak Israel menghentikan serangan dan melanjutkan dialog nuklir dengan Teheran.

Israel, di sisi lain, menegaskan akan terus meningkatkan serangan hingga program nuklir Iran dihentikan dan sistem misilnya dilumpuhkan.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan bahwa berakhirnya perang yang dilancarkan Israel dapat membuka jalan bagi kembalinya jalur diplomasi. Namun, ia juga menegaskan bahwa Iran siap bertempur hingga titik darah penghabisan demi membela tanah air, rakyat, dan martabatnya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baqaei, dua hari lalu juga membantah klaim Presiden Siprus, Nikos Christodoulides, yang menyebut Presiden Iran Masoud Pezeshkian telah meminta dirinya untuk menyampaikan pesan kepada Israel.

Sebagai respons atas serangan Israel, Iran meluncurkan Operation True Promise III, yang sejak Jumat malam telah melibatkan serangan rudal balistik dan drone ke berbagai target strategis di wilayah Israel. Serangan itu menargetkan pangkalan militer seperti Glilot dan Nevatim, jaringan pipa minyak di Haifa, serta sebuah gedung Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv.

Serangan balistik terbaru Iran menyebabkan kerusakan besar di Tel Aviv dan Haifa. Puluhan orang dilaporkan tewas, dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Pemerintah Iran menyatakan bahwa serangan akan terus ditingkatkan jika Israel tetap melanjutkan aksi militernya.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Kandidat PhD bidang Hubungan Internasional Universitas Sains Malaysia. Peneliti Asia Middle East Center for Research and Dialogue
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular