Saturday, April 27, 2024
HomeBeritaTimur TengahKunjungi Mesir setelah 11 tahun, Erdogan desak Israel berhenti serang Rafah

Kunjungi Mesir setelah 11 tahun, Erdogan desak Israel berhenti serang Rafah

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi telah menyerukan penghentian serangan Israel terhadap Rafah di Gaza selatan ketika kedua pemimpin tersebut mengadakan pembicaraan bilateral di Kairo pada Rabu (14/2).

Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi (kanan) menerima Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, di aula kepresidenan di Kairo, Rabu 14 Februari 2024. (Foto: AFP)
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi (kanan) menerima Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, di aula kepresidenan di Kairo, Rabu 14 Februari 2024. (Foto: AFP)

Kunjungan Erdogan ke Mesir pada terjadi ketika hubungan antara Ankara dan Kairo kembali ke jalurnya setelah bertahun-tahun mengalami ketegangan dan hubungan yang membeku.

Ini adalah kunjungan pertama Erdogan ke Mesir setelah terakhir terjadi pada 2012 lalu.

Kunjungan Erdogan dilakukan setelah menemui Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan sehari sebelumnya.

Pembicaraan Erdogan dan Sisi terfokus pada hubungan bilateral dan tantangan regional, terutama upaya menghentikan perang di Gaza, kata Sisi dalam konferensi pers bersama.

“Kami sepakat tentang perlunya gencatan senjata segera [di Gaza] dan perlunya mencapai ketenangan di Tepi Barat untuk meluncurkan kembali perundingan damai Israel-Palestina dengan tujuan akhir membentuk negara Palestina merdeka,” kata Sisi seperti dikutip Aljazeera.

Erdogan mengatakan Turki bertekad untuk meningkatkan pembicaraan dengan Mesir di semua tingkatan untuk membangun perdamaian dan stabilitas di kawasan.

“Kami akan terus bekerja sama dan berdiri dalam solidaritas dengan saudara-saudara kami di Mesir untuk mengakhiri pertumpahan darah di Gaza,” katanya.

Hubungan Ankara dan Kairo mulai panas setelah militer Mesir pada tahun 2013 lalu menggulingkan Presiden Mohammed Morsi yang berasal dari Ikhwanul Muslimin, di tengah aksi unjuk rasa memprotes satu tahun masa pemerintahannya yang memecah belah.

Selama beberapa tahun terakhir, Ankara menghentikan kritiknya terhadap pemerintahan Sisi dan berusaha memperbaiki hubungan yang retak dengan Mesir, maupun negara-negara Arab lainnya.

Perang di Gaza telah mencapai titik kritis, dengan serangan Israel yang menerus di kota Rafah, di sepanjang perbatasan Jalur Gaza dengan Mesir.

Sekitar 1,4 juta orang, atau lebih dari setengah populasi wilayah itu, kini berdesakan di tenda-tenda dan apartemen, serta tempat penampungan yang sudah penuh sesak.

Berbicara bersama Sisi, Erdogan mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menghindari serangan darat di Rafah, dan menyatakan pemerintah Israel telah melakukan “pembantaian” di Gaza.

“Upaya untuk mengosongkan Gaza itu tidak dapat diterima,” ujar Erdogan.

Erdogan juga mengatakan bahwa Turki siap bekerja sama dengan Mesir untuk membangun kembali Gaza, dan berjanji untuk meningkatkan perdagangan dengan Mesir hingga USD15 miliar dalam jangka pendek.

Turki pasok drone ke Mesir

Sebelunya, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan bahwa pihaknya menyetujui permintaan Mesir untuk membeli drone.

Kesepakatan itu disebut wujud dari hubungan bilateral yang semakin erat, lansir Reuters pada pekan lalu.

“Normalisasi dalam hubungan kami (Mesir-Turki) penting bagi Mesir yang ingin memiliki teknologi tertentu. Kami memiliki perjanjian untuk menyediakan drone dan teknologi lainnya,” kata Fidan.

Namun, Fidan tidak menjelaskan secara rinci terkait jenis atau jumlah drone yang akan dikirim.

Drone Turki sendiri telah menjadi incaran banyak negara karena terbukti ampuh digunakan dalam beberapa konflik bersenjata seperti di Suriah, Libya, Azerbaijan, dan Ukraina.

Pizaro Idrus
Pizaro Idrus
Pengajar HI Universitas Al Azhar Indonesia, Mahasiswa PhD Hubungan Antarbangsa Universitas Sains Malaysia.
ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -spot_img

Most Popular